• Berita Terkini

    Senin, 10 Februari 2020

    Pasokan Air Irigasi Tersendat, Puluhan Kades di Buluspesantren Minta Perhatian Pemerintah

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Para petani di Kecamatan Buluspesantren kini tengah resah. Ini setelah mereka belum juga bisa menggarap lahan padahal sudah memasuki pertengahan Februari. Selain intensitas hujan yang belum cukup, aliran irigasi menjadi persoalan serius karena belum mampu memenuhi kebutuhan.

    Keresahan itu lantas menjalar kepada para kepala desa di Kecamatan Buluspesantren yang mendapat aduan warga.

    Ketua Paguyuban Kepala Desa Kecamatan Buluspesantren, Sobirin mengatakan, sebagain besar wilayah desa di Buluspesantren hingga saat ini belum bisa menggarap sawah secara maksimal.

    "Saai ini sudah hampir masuki panen masa ke dua. Tapi air irigasi belum juga sampai keswah warga kami, debit airnya masih kecil," kata Sobirin yang juga Kepala Desa Tanjungrejo Kecamatan Buluspesantren bersama para kades yang lain saat berkumpul di Pasar Tanjungsari, kemarin malam (8/2/2020).

    Saat itu Sobirin tengah berkumpul dengan 10 Kades di Kecamatan Buluspesantren lainnya. Masing-masing Kades Tanjungsari, Sidomoro, Sangubanyu, Tambakrejo, Rantrewringin, Ambalkumolo serta sejumlah kades lain.

    Mereka berkumpul untuk memastikan air irigasi mengalir ke sawah para petani. Para Kades rela begadang melakukan ronda malam menjaga pintu air tetap terbuka.

    "Setiap malam kita ronda, memastikan air bisa sampain ke sawah. Tapi debit air masih kecil. Berapa titik banyak irigasinyang dilubangi disalurkan secara ilegal," kata Sobirin mewakili kades yang lain.

    Masih kata dia, permasalahan sulitnya air tidak sampai di sawah warga mereka lantaran, banyak sedimen yang menebal di saluran irigasi. Irigasi yang dimaksud , saluran irigasi dari Sungai Lukulo yang berada di Kaligending dan saluran irigasi dari Waduk Wadaslintang.

    "Air sebenarnya bisa besar sampai ke sini. Namun sendimentasi perlu dikeruk untuk bisa lancar. Kami harapkan pemerintah dalam hali ni dinas yang membawahi untuk bisa tegas membagi pasokan air irigasi. Jangan hanya di daerah atas (hulu), sementara kami yang di bawah (hilir) nggak keduman (kebagian)," katanya didampingi Tulud Wahyudi Kepala Desa Tambakrejo.
    Selain itu, Menurut Tulud Wahyudi, konsisi saluran irigasi saat ini banyak yang rusak dan bocor bahkan menurutnya sejak saluran irigasi dibagun di era presiden Soeharto itu, hingga saat ini belum ada pembenahan, maupun perbaikan bahkan juga belum dulakukannya pengangkatan sedimentasi. "Banyak yang bocor, harusnya sudah perlu diperbaiki agar air lancar dan petani kami bisa sejahtera," ungkapnya. (fur)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top