Bantuan benih ikan nila merah dan gurami tersebut diterima berbeda-beda tiap desanya. Benih ikan merupakan upaya dalam pemberdayaan ekonomi pemuda maupun kelompok tani ikan desa setempat. Selain bantuan ikan berjumlah 20 ribu, juga disalurkan bantuan bibit pohon jenis buah-buahan sebanyak 500 buah.
Dwi yang merupakan anggota Komisi A DPRD Provinsi Jawa Tengah mengemukakan, sudah saatnya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak dilaksanakan dengan pemberian bantuan "umpan". Melainkan akan lebih tepat jika bantuan diganti dengan pemberian kail atau program pemberdayaan dari segi ekonomi. Dengan demikian, ketergantungan bantuan langsung lambat laun akan terkurangi. "Dengan bantuan semacam ini, mereka berekspresi dan program dapat berkesinambungan," katanya.
Dwi menjelaskan, dalam reses terdapat sejumlah aspirasi masyarakat yang disampaikan. Beberapa diantaranya termasuk permintaan bantuan benih dan sarana prasarana pendukungnya. Selain itu juga terdapat aspirasi dari Desa Karangkemiri untuk perbaikan kantor balai desa. ini lantaran balai desanya dirasa sudah tidak layak. Karena pentingnya gedung sebagai layanan masyarakat yang sudah semestinya harus untuk direhab.
"Aspirasi ini akan kami sampaikan ke Pemprov untuk ditindaklanjuti," jelasnya.
Dwi menegaskan, upaya reses Anggota DPRD perlu dilakukan sebagai upaya menyerap aspirasi masyarakat. Melalui turun langsung ke masyarakat, program yang akan digulirkan akan tepat sasaran dan tepat pilihan. Sehingga bantuan yang diberikan kepada masyarakat dengan anggaran negara tidak percuma.
Sementara itu, Suprijanto yang turut hadir di lokasi mengatakan bantuan benih sebenarnya merupakan keinginan masyarakat. Salah satunya pemuda Desa Wonorejo yang berkeinginan mengembalikan kejayaanya desanya dengan menjadikan wilayahnya tersebut sebagai sentra ikan. "Ini yang Wonorejo mau memanfaatkan embung alami sebagai keramba. Saya berharap bantuan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat," ucap Suprijanto yang juga asli warga setempat itu. (mam)
