• Berita Terkini

    Selasa, 14 Januari 2020

    Jelang Reorganisasi PGRI, Kadar : Jangan Ada Dalih Restu Pejabat

    Kadar.
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Ucapan Ketua PGRI Kebumen Tukijan yakni “Kekudung Welulang Macan”, disinyalir bukan hanya isapan jempol belaka. Menjelang Pergantian Pengurus PGRI Kebumen diduga terdapat pihak yang mengaku telah mendapat restu pejabat untuk nyalon sebagai Ketua PGRI Kebumen.

    Hal ini ditegaskan oleh salah satu Pengurus PGRI Kadar. Pihaknya menyampaikan dengan berdalih mendapatkan restu pejabat Pemkab Kebumen, terdapat kader PGRI yang menyatakan diri mencalonkan menjadi Ketua PGRI Kabupaten Kebumen. Ini tentunya untuk  periode 2020-2024.

    Adanya fenomena tersebut pihaknya mengaku sangat prihatin. Pasalnya PGRI merupakan organisasi profesi guru tertua, yang bersifat independent, unitaristik dan non partisipan.

    "Kami sangat prihatin ketika akan reorganisasi, kok ada pengurus atau kader yang menyeret-nyeret nama pejabat sebagai cara untuk mendapatkan ekstabilitas dan popularitas,” tuturnya, sembari menghelai nafas panjang, Selasa (14/1/2020).

    Fenomena tersebut membuat Kadar, yang pada kongres PGRI ke XXI tahun 2013 silam di Jakarta terpilih sebagai Sekretaris Departemen Pendidikan karier guru dosen dan tenaga kependidikan PB PGRI pun, merasa ikut terpanggil memberikan pendapat. Ini lantaran sebentar lagi PGRI Kebumen akan menyelenggarakan Konferensi Kerja Daerah, sekaligus menyelenggarakan reorganisasi Pengurus masa bhakti 2020-2024.

    Pria yang sedang menunggu promosi Doktor di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tersebut, berpendapat Ketua PGRI Kebumen idealnya dipegang oleh orang yang sejalan dengan visi dan misi perjuangan PGRI. Selain itu sebaiknya kader yang dekat dengan guru yang mayoritas anggota PGRI berasal dari guru SD.

    Pengurus PGRI Kabupaten, lanjutnya, adalah kader PGRI yang telah terbukti ikut serta terlibat dalam berjuangan melalui organisasi dan menduduki jabatan sebagai Pengurus PGRI baik tingkat Kabupaten, Cabang atau Ranting. Selain itu ikut terlibat secara langsung memperjuangkan profesi dan kesejahateraan guru.

    Keberadaan guru sendiri kini masih menjadi persoalan kompleks dan perlu diperjuangkan. Ini meliputi pemerataan guru, kekurangan guru PNS, kenaikan pangkat dan berbagai masalah yang dihadapi guru. “Banyak hal yang masih perlu diperjuangankan baik dari sisi kesejahteraan guru non PNS maupun perlindungan kerja. Ini masih menjadi pekerjaan yang belum tuntas dan harus mendapat pembelaan serta perjuangan PGRI,” katanya, saat ditemui di lokasi kerjanya sebagai Kepala SD Negeri I Dorowati Kecamatan Klirong.

    Kadar lebih lanjut menyampaikan perjuangan PGRI harus sejalan dengan pemerintah. Artinya perjuangan PGRI yang selama ini dianggap bertentangan dengan kebijakan Pemerintah tidak boleh terjadi, karena keberadaan guru adalah tanggung jawab pemerintah.

    Untuk itu perjuangan PGRI harus sejalan dengan kebijakan pemerintah. Namun demikian PGRI tetap harus bertindak cerdas untuk memberikan masukan secara kritis. “Ini tentunya demi kenyamanan kerja para guru, termasuk yang masih menyandang Guru Tidak Tetap (GTT),” ungkap  pria yang juga memiliki jabatan guru tertinggi di Kebumen dengan jabatan Guru Ahli Utama, pangkat Pembina Utama Madya, IVd tersebut.

    Perjuangan PGRI ke depan sangat berat, karena harus ikut serta memperjuangkan kompetensi guru dalam meningkatkan kualitas sumber daya yang profesional untuk mengahadapi tantangan pendidikan abad-21.
    Memasuki era revolusi industri 4.0, guru harus merubah mindset dan memiliki dedikasi kerja yang tinggi dan profesional untuk melakukan perubahan secara mendasar agar dapat menjadi guru yang profesional didukung kemampuan yang kreatif, inovatif, komunikatif, dan produktif. 
    Kadar, penyususun naskah diklat dan fasilitator narasumber implementasi kurikulum 2013 tingkat SD tahun 2013-2016 itu, berpendapat kualitas pendidikan ada di dalam kelas. Artinya hanya gurulah yang dapat menginsprirasi peserta didik untuk menjadi generasi penerus yang kritis, kreatif, kolaborati, dan komunikatif. Generasi penerus yang cerdas dan siap kerja merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kinerja guru.
    Kini persoalan kemiskinan pun masih menghantui masyarakat Kebumen. Hal ini juga menjadi  tanda tanya besar, apa yang menjadi indikator mengapa Kebumen dinyatakan termiskin di Jawa Tengah. “Tentunya guru ikut merasa prihatin. Karena ikut menyiapkan dari generasi ke generasi sebagai manusia kerja yang kreatif, produktif, dan mandiri, menyongsong visi dan misi pemerintah Kabupaten Kebumen dalam usaha mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kualitas pendidikan,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top