• Berita Terkini

    Rabu, 08 Januari 2020

    Impor Sapi Bikin Peternak di Kebumen Resah

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Program pemerintah mengimpor sapi jenis Brahman Cross atau BX ternyata membawa dampak bagi para peternak lokal. Pasalnya selain kualitasnya lebih baik, sapi impor asal Australia tersebut, harganya juga jauh lebih murah. Kondisi tersebut menyebabkan penjualan sapi lokal di Kebumen menurun drastis.

    Salah satu peternak sapi di Kebumen, Suprijanto menyampaikan para peternak sapi Kebumen kini tidak lagi mampu menjual di pasar. Ini lantaran sapi Kebumen kalah dengan barang impor. Kondisi tersebut tidak terlepas dari para jagal atau Rumah Potong Hewan (RPH) yang lebih memilih sapi impor untuk dipotong.

    "Harganya lebih murah, kualitas dagingnya pun lebih baik. para jagal lebih memilih sapi impor," tuturnya yang juga anggota Asosiasi Peternak dan Penggemuk Sapi Indonesia (APPSI) itu, Rabu (8/1/2020).

    Akibatnya, kini para peternak pun tidak lagi bergairah untuk beternak sapi. Peternak tampak lesu dengan bayangan ke depan yang sepertinya pesemis untuk dapat bersaing.

    Harga timbang sapi hidup lokal Kebumen berkisar yakni Rp 47 sampai Rp 48 ribu perkilogramnya. Sedangkan, untuk sapi impor harga timbang sapi hidup Rp 42 - Rp 43 ribu perkilogram. Ketika peternak menurunkan harga, itu tentunya hal tersebut akan membuat mereka merugi. 

    "Sekarang untuk sapi lokal harga timbangan hidup paling tinggi Rp 45 ribu perkilogram. Tentu sangat merugikan bagi para peternak," imbuh  Suprijanto yang akrab disapa Dodi itu.

    Peternak asal Kecamatan Karanganyar ini pun menjelaskan, dari informasi yang diterimanya harga sapi impor lebih murah karena perawatannya tidak dikandang secara intensif. Di negara asalnya peternakan dilakukan degan sistem koloni. Sapi akan mencari pakan sendiri. Dengan demikian tidak diperlukan biaya perawatan dan operasional pekerja. Sehingga harganya pun dapat lebih murah.

    Ini tentunya berbeda dengan di Kebumen yang mana peternakan dilakukan secara intensif. Peternak memerlukan biaya operasioal untuk mencari rumput sebagai pakan ternak. Selain itu sapi juga memerlukan kebutuhan pakan tambahan. "Karena diternak dengan sistem umbaran, karkasnya (kualitas) sapi impor pun lebih baik bila dibandingkan dengan sapi lokal,” ungkapnya.

    Terpisah, Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan pada Distapang Ika Rahmawati saat dikonfirmasi mengemukakan sapi impor BX diperuntukkan untuk pemotongan. Sepengetahuannya, sapi tersebut disalurkan langsung ke tempat jagal. Hal ini mengingat karakter sapi yang cenderung agresif karena terbiasa dilepasliarkan. Karakter ini berbeda dengan sapi di Kebumen yang jinak. "Untuk jumlah berapa yang masuk ke Kebumen kami tidak tahu, sebab sapi langsung masuk ke tukang jagal," ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top