• Berita Terkini

    Kamis, 09 Januari 2020

    Herawati, Perempuan Pawang Anjing Pelacak

    Sempat Belajar dari Brimob, Tak Berhenti Melatih 


    Dalam mencari korban bencana, keberadaan anjing pelacak akan sangat membantu petugas. Untuk itu BPBD Kebumen juga mempunyai anjing pelacak yang dilatih kemampuan khusus untuk mencari korban bencana. Tidak hanya seekor, jumlahnya mencapai lima ekor anjing. Siapa sangka dibalik kepiawaian anjing-anjing tersebut, ternyata ada sosok pawang perempuan yakni Rey Herawati.
    -------------------------
    Imam, KEBUMEN
    ------------------------
    WANITA berusia 37 tahun itu merupakan Srikandi asli Kebumen yang berasal dari Desa Kedungwaru Kecamatan Karangsambung. Rey Herawati merupakan pawang sekaligus pelatih dan juga perawat anjing pelacak milik BPBD.

    Berbekal menjadi relawan di Jakarta Rescue yang berada di bawah binaan PBB selama 9 tahun, Herawati pun mulai berteman dengan binatang buas jenis anjing. Pihaknya kali pertama belajar tentang anjing di Mako Brimob Kelapa Dua Depok tahun 2009 silam.

    Sembari menjadi relawan, Herawati pun terus mendalami ilmu tentang anjing pelacak di Thailand, Jepang hingga ke Prancis. Selama menjadi relawan di Jakarta Rescue, Harawati pernah bertugas di Aceh, Yogyakarta, Padang, Sukabumi, Jakarta, Brebes bahkan di Nepal.

    Di BPBD Kebumen, Herawati bertugas di SARDo, yakni merawat lima anjing pelacak. Masing-masing bernama Bravo usia 7 tahun, Chleo 7 tahun, Niki 5 tahun, Bee 11 bulan dan Joe 8 bulan. Anjing sendiri baru sekitar 7 bulan berada di BPBD Kebumen.

    Saat ditemui Ekspres, Kamis (9/1), Herawati pun menceritakan menjadi  pawang tentunya bukan pekerjaan mudah. Menjadi pawang anjing membutuhkan keberanian dan kesabaran dalam melatih serta merawatnya. “Setiap pagi dan sore, anjing dikeluarkan untuk bersosialisasi dengan lingkungan. Selain itu juga diberi makan dan kandangnya dibersihkan," tuturnya.

    Menurutnya, diperlukan upanya keras dalam melatih anjing. Ini agar bisa menjadi pelacak yang baik. Sebagai dasar saja, diperlukan pelatihan kepatuhan dengan arahan komunikasi. Jenis informasi yang disampaikan bukan saja melalui suara. Melainkan juga juga dengan bahasa tubuh atau body language. “Untuk dasar kepatuhan saja butuh enam bulan. Setelahnya juga terus dilatih untuk memantapkan," jelasnya.

    Sebelum anjing dinyatakan layak bertugas, harus terlebih dulu lulus dari serangkaian kompetensi. Setidaknya terdapat 12 kriteria yang diuji oleh pawang. Selain kepatuhan juga kemampuan dalam melacak. "Kalau melatih yang menjadi kendala adalah kepatuhan anjing. Yang tidak kalah penting anjing dasarnya merupakan hewan buas sehingga perlu kehati-hatian juga," paparnya.

    Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kebumen Salam menegaskan wilayah Kebumen cukup banyak desa yang terancam bencana. Untuk bencana banjir saja terdapat sekitar 101 desa yang rawan. Kendati demikian, kesiapan sarpras maupun relawan pun telah disiapkan menghadapi menghadapi musim penghujan ini.

    "Anjing-anjing dikelola oleh SAR Dog BPBD Kebumen. Kemampuan anjing pelacak milik BPBD tidak dapat diremehkan. Dalam radius 2 hektar, anjing pelacak dapat menemukan keberadaan korban dalam waktu kurang dari 20 menit," ujar Salam. (*)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top