• Berita Terkini

    Kamis, 26 Desember 2019

    Status Kabupaten Termiskin Harus Jadi Bahan Evaluasi

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Fakta yang terungkap bahwa Kebumen kini menjadi daerah termiskin di Jawa Tengah, menuai keprihatinan banyak pihak. Pemerhati Kebijakan Publik Kabupaten Kebumen, Arif Yuswandono, menyebut fakta soal kemiskinan ini sudah selayaknya menjadi bahan evaluasi seluruh pihak. Khususnya, jajaran birokrasi di Kota Beriman.

    Apalagi, cap miskin ini datang di saat Kebumen baru saja mendapatkan cap tak kalah negatif.  "Sebelumnya, Kebumen juga menduduki peringkat atas untuk korupsi karena sejumlah pejabatnya berurusan dengan KPK. Sekarang di hari-hari terakhir, kita disuguhi fakta Kebumen termiskin se Jawa Tengah," sesal Arif.

    Dua stigma negatif- korupsi dan miskin- menurut Arif, tak bisa dilepaskan dari kinerja jajaran birokrasi yang dinilainya masih lemah. Dari banyak contoh, Arif lantas menyebut dua proyek di Kebumen. Masing-masing  proyek air mancur warna warni di taman depan pendopo rumah dinas Bupati Kebumen yang baru diresmikan. Lalu air mancur yang mengelilingi Tugu Lawet.

    Arif bisa memahami, dua proyek tersebut bertujuan mempercantik kota Kebumen.  Setidaknya, sejauh ini sudah lumayan terlihat. Warga menyambutnya dengan antusias. Hanya, kata Arif, dua proyek ini juga memiliki banyak catatan.

    "Keberadaan air mancur di taman depan rumah dinas bupati, yang kini menjadi tempat favorit untuk narzis dan berswa-foto, sejatinya telah mengalami beberapa kali perubahan. Sebelumnya nampak hamparan bunga-bunga plastik yang tidak jelas maksud dan tujuannya," ujar Arif.

    Tak jauh beda dengan Tugu Lawet. Tugu yang kini dilengkapi bongkahan beton mirip kupu-kupu juga sebelumnya mengalami beberapa kali revisi. Pagar besi dibongkar, warna cat dan pondasi dirubah, posisi juga ditinggikan.

    "Proyek-proyek tersebut menggambarkan bahwa selama ini Kebumen dibangun dan dikelola secara amatir, tanpa visi dan konsep yang jelas. Nampak hanya pemborosan dan buang-buang anggaran negara," ketus Arif.

    Arif lantas menyinggung soal anggaran. Renovasi Tugu Lawet misalnya. Anggaran yang digelontorkan mencapai Rp 673 juta. Selesai direnovasi pada Desember 2017, kini Tugu Lawet kembali di renovasi ulang. Besi melingkar yang menggambarkan kelopak bunga telah dihilangkan

    Untuk proyek lanjutan merenovasi sekaligus membangun Taman Selfi Kupu Tarung, Pemkab kembali mengglontorkan dana Rp 235 juta. Alhasil untuk membangun Tugu Lawet saja telah digelontorkan Rp 908 juta. Adapun pagar besi berbentuk kelopak bunga yang berada di sekeliling Tugu Lawet Kebumen dibongkar pada Selasa (10/6) silam.

    Sedangkan Taman Depan Pendapa sesuai jadwal yang telah ditentukan proyek yang senilai Rp 2,7 miliar tersebut, seharusnya dikerjakan selama 115 hari yakni selesai pada tanggal 15 Desember 2017 lalu.
    Namun karena tidak berhasil diselesaikan pada tahun 2017, akhirnya dilanjutkan kembali menggunakan anggaran APBD 2019 dengan menelan biaya sebesar Rp 1,1 miliar. Adapun anggaran yang Rp 2,7 milyar tidak sepenuhnya digunakan.

    Angka dan anggaran itu, lanjut Arif terasa miris. Bila dibandingkan dengan fakta bahwa Kebumen saat ini menyandang status termiskin di Jawa Tengah.

    Arif menuding, kemiskinan yang terjadi di Kebumen bukan tanpa tujuan. Bahkan, menurutnya ada pihak-pihak yang sengaja membuat Kebumen miskin. "Angka kemiskinan yang tinggi berdampak pada besarnya kucuran anggaran pusat ke Kebumen, atas nama program pengentasan kemiskinan. Padahal fakta di lapangan banyak penerima bantuan yang sebetulnya tidak pantas, karena mereka mampu dan cukup kaya," sindir Arif.

    Ke depan, Arif berharap, persoalan kemiskinan di Kebumen segera teratasi. Kebumen dapat segera bangkit. Salah satunya, lewat gelaran demokrasi Pilkada 2020. "Saya selalu berharap dan berdoa, mudah-mudahan Pilkada Kebumen 2020 mampu melahirkan pemimpin yang punya greget dan revolusioner," ujar Arif.


    Sebelumnya, Bupati Kebumen KH Yazid Mahfudz sudah legowo meminta maafk kepada masyarakat Kebumen soal kemiskinan. Bupati Yazid menyampaikan, waktu tersisa pada masa kepemimpinannya bakal diupayakan sepenuhnya untuk menuntaskan kemiskinan. Sejumlah upaya pun tengah dilakukan Pemkab dan akan dieksekusi atau dilaksanakan pada tahun 2020. Harapannya, pada tahun 2021, Kebumen akan mentas dari cap miskin. (cah)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top