• Berita Terkini

    Selasa, 03 Desember 2019

    Paguyuban Angkutan Kebumen Sayangkan Penghentian Program Angkutan Gratis

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Awak angkutan turut angkat bicara mengenai penghapusan program Pelayanan Angkutan Gratis (angkutis) oleh Pemkab Kebumen. Mereka menyayangkan penghentian program yang juga disebut Pelayanan Angkutan Gratis bagi Pelajar Miskin dan Warga Miskin (Pakis Gamis) tersebut.

    Salah satu Pengurus Paguyuban Sopir Angkot Gombong-Kebumen, Paryudi, Senin (2/12/2019), menyampaikan Program Pakis Gamis  sangat bermanfaat. Bukan hanya a meningkatkan pendapatan bagi para awak angkutan saja.

    Program tersebut juga nyata-nyata telah berdampak pada pengurangan pelajar menggunakan sepeda motor. Khususnya pelajar yang belum memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM).  Untuk itu sangat disayangkan jika program tersebut dihapus.

    "Ini sangat bermanfaat. Program tersebut juga mengurangi penggunaan sepeda motor bagi anak-akan sekolah,” tuturnya.

    Meski kini program tersebut telah dihapus, pihaknya sangat berharap jika program tersebut dapat kembali diadakan. Sebab dampaknya sangat positif, termasuk meningkatkan keamanan berlalu lintas. 

    "Menimbang program tersebut sangat bermanfaat, baik untuk masyarakat awak angkutan maupun keamanan lalu lintas, kami dari rekan-rekan pengemudi sangat berharap program tersebut dapat dilanjutkan kembali, " ucapnya.

    Sekedar mengingatkan Pemkab, dalam hal ini DPRD Kebumen menghapus program PakisGamis yang dicetuskan oleh Mantan Bupati Kebumen Mohammad Yahya Fuad bersama wakilnya H Yazid Mahfudz itu.  Selanjutnya, program Pakis Gamis akan ditiadakan pada tahun 2020.

    Merunut ke belakang, Pakis Gamis merupakan salah satu program unggulan Pemkab Kebumen dalam rangka penurunan kemiskinan.  Pakis Gamis kali pertama diujicobakan pada tahun 2016 melalui APBD Perubahan untuk tiga kecamatan.

    Totalnya sebanyak 1.400 pelajar mendapatkan program tersebut di daerah Kecamatan Rowokele, Karanggayam dan Sempor. Tahun 2017, Pemkab mengalokasikan Rp 3,75 miliar dengan penerima manfaat 3.120 pelajar dan 1.300 warga miskin.

    Program terus berlangsung. Pada tahun 2018 program ini kembali dialokasikan anggaran Rp 2,5 miliar untuk penerima manfaat sebanyak 4.439 pelajar miskin dan 722 warga miskin. Terakhir pada tahun 2019 ini, alokasi anggaran Rp 1,3 miliar dengan penerima manfaat 2.315 pelajar miskin dan 125 warga miskin. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top