• Berita Terkini

    Rabu, 11 Desember 2019

    Otodidak, Slamet Mampu Merakit Mesin Pengukir Kayu Canggih

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Meski hanya bebekal lulusan STM saja, namun kemampuan Slamet Mulyadi (43) warga  Grenggeng RT 1 RW 3 Karanganyar tidak dapat diremehkan. Bagaimana tidak hanya dengan belajar secara otodidak dirinya mampu merakit mesin Computer Numerical Control (CNC).

    Suami dari Puji Widayati (38) ini merakit mesin CNC dengan tujuan untuk mengukir kayu dan lainnya. Sehingga nantinya limbah kayu yang banyak terbuang percuma, dapat dimanfaatkan sebagai barang kerajinan.

    "Kalau beli mesin harganya mahal banget. Kemudian saya berusaha untuk merakit sendiri,” tuturnya, yang kesehariannya bekerja sebagai servis barang elektronik tersebut, Rabu (11/12/2019).

    Kepada Ekspres, bapak dua anak ini menjelaskan, bahan untuk merakit mesin CNC meliputi Micro control, komputer dan router. Alat tersebut dapat digunakan untuk membuat berbagai macam ukiran. Meskipun itu sangat rumit dan detail. Cara kerjanya semudah printer. Dimana sebelumnya produk yang akan dibentuk digambar terlebih dahulu dengan komputer. “Setelah itu tinggal seperti ngeprint. Mesin akan membuat ukiran sesuai dengan gambar yang ada di komputer,” paparnya.

    Ke depan mesin ini juga akan diupgrade. Sehingga nantinya dapat bekerja seperti 3d printing. Dimana objek yang dipahat adalah 3e. Seperti membuat patung dan lainnya. Mesin fungsinya juga sangat banyak seperti untuk memotong, mengukir, propil. “Dengan ini nantinya semua limbah kayu dapat bermanfaat dan mempunyai nilai ekonomi,” ungkapnya.

    Diceritakannya, proses pembuatan dan perakitan mesin selama empat bulan. Pembuatan meskin menelan biaya Rp 30 jutaan. Meski menelan biaya Rp 30 juta, namun tergolong ekonimis. Sebab jika membeli mesin CNC bekas saja harganya mencapai Rp 80 juta. "Kalau beli bekas saja harganya mencapai Rp 80 juta, " katanya.

    Dengan mesin CNC ini waktu yang dipergunakan juga relatif cepat. Satu barang seperti ukiran hiasan dinding lainnya, hanya membutuhkan 30 menit hingga 5 jam. Ini tergantung besar kecilnya sesuatu dibuat. "Mesin ini membutuhkan daya 900 watt. Saya berharap mesin ini dapat membuka lapangan pekerjaan,” katanya juga pernah bekerja di Jepang selama lima tahun itu.

    Kepala Desa Grenggeng Eri Listiawan  menyampaikan apa yang dilakukan oleh Slamet dapat meningkatkan kemajuan desa. Ini bisa dilihat dari keterlibatan masyarakat didalam membangun desanya. Pemberdayaan masyarakat desa menjadi bagian dari tanggungjawab Pemerintahan Desa. "Semangat inovasi Slamet sebagai Warga Desa Grenggeng, menjadi salah satu bukti keterlibatan masyarakat desa didalam memajukan Desa nya,"  ungkapnya.

    Dalam bingkai teknologi tepat guna (TTG), keterlibatan Slamet sebagai warga desa Grenggeng akan di support oleh Pemdes. Semoga kendala dan kesulitan yang ditemui Slamet ke depan sudah tidak menjadi kendala lagi. “Atas nama Pemdes kami mengapresiasi inovasi Slamet. Dan akan memberikan ruang dan modal untuk mengembangkan inovasi ini. Melalui BUMDes, sebagai Badan Usaha Desa, program ini akan kita support penuh. Sejalan dengan misi Kades, pemanfaatan limbah desa sebagai potensi usaha,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top