• Berita Terkini

    Rabu, 25 Desember 2019

    Kerajinan Jenitri Kebumen Tarik Minat Luar Negeri

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Jenitri menjadi salah satu kekayaan dan potensi luar biasa dari Kebumen. Tak heran, banyak sekali warga negara lain berburu jenitri di Kota Beriman ini.Namun, tidak semua jenis jenitri laku dengan harga mahal.

    Bahkan, karena sesuatu hal, para pemilik jenitri hanya bisa menyimpannya. Itu juga dialami Fuji Wahyono, warga Gang Srandil nomor 86, RT 03 RW 01 Desa Kawedusan, Kecamatan Kebumen. Jenitrinya tak laku. Iapun hanya bisa menyimpannya dalam gudang.

    Namun, Fuji Wahyono tak lantas berdiam diri. Otaknya berpikir bagaimana jenitri yang menumpuk di gudang itu bisa dipasarkan. Hingga kemudian, ia menemukan ide, membikin aneka kerajinan dari jenitri.

    Jenitri pun dirangkai menjadi tas. Lalu berkembang lagi menjadi aneka kerajinan lain. Fuji Wahyono kini dibantu 13 karyawan menjalankan usahanya yang ia beri nama CV Alam Rudhaksa.

    Buah kerja kerasnya mulai menemui hasil. Kini, hasil kerajinannya telah mulai dikenal di dalam dan luar negeri. Sebut saja Cina, Nepal, India, Malaysia, Singapura, Jerman, Kanada, hingga Jepang tertarik membeli kerajinan Fuji Wahyono.

    Fuji Wahyono, ditemui kemarin, mengatakan banyak bentuk dan variasi menjadikan hasil produksinya menarik konsumen. "Saya membentuk kerajinan sesuai selera pasar dalam dan luar negri mulai dari gelang, kalung mala, mahkota, rompi dan masih banyak yang lain," katanya.

    Meski begitu, Fuji Wahyono mengakui, cerita keberhasilan itu tidak datang begitu saja. Butuh upaya keras. Sempat kesulitan memasarkan hasil kerajinannya, Fuji lantas menemukan cara efektif: menggunakan media sosial hingga website. "Awalnya sulit sekali diterima pasar tapi setelah pemasaran diposting di facebook, blogspot dan website mulai dikenal di dalam dan luar negeri," ujarnya.

    Sejumlah kendala pun masih dialami Fuji Wahyono dalam memasarkan produksinya. Antara lain, ketersediaan bahan baku yang masih bergantung musim panen para petani jenitri. "Musim panen kan tidak menent. Belum lagi kalau musim penghujan, biji jenitri akan sulit kering dan ini mempengaruhi dari kualias dari bahan tersebut," katanya.

    Hingga saat ini, Fuji Wahyono masih belum bisa mendapatkan solusi terkait ketersediaan bahan baku tersebut. Alhasil, banyak pesanan atau permintaan yang terpaksa ia tolak. "Untung saja, para buyer dapat memahami posisi saya," katanya.
    Ia berharap kedepan produk jenitri di kebumen terus eksis, dan akan terus berinovasi mengembangkan berbagai macam produk. "Saya berharap para petani dan pengrajin jenitri terus bersemangat dalam mengembangkan produk. Saya yakin kedepan produk ini akan terus eksis," ujarnya. (cah)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top