• Berita Terkini

    Jumat, 29 November 2019

    Pilbup Kebumen 2020: Partai Non Parlemen Layak Diperhitungkan

    KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Pemilihan Bupati (Pilbup) Kabupaten Kebumen akan dilaksanakan pada tahun 2020 mendatang. Tepatnya di bulan ke sembilan yakni September. Hingga kini telah bermunculan beberapa bakal calon (balon) baik bupati maupun wakil bupati. Namun belum banyak pihak yang membentuk partai non parlemen.

    Di Kebumen sendiri setidaknya terdapat tujuh partai politik non parlemen. Ini meliputi Partai Hanura, Partai Berkarya, Partai Perindo, PKPI, PSI, PBB dan Partai Garuda. Jika partai tersebut disatukan dan mendukung salah satu calon bupati tentunya akan menjadi kekuatan yang layak untuk diperhitungkan.

    Pimpinan DPC Partai Hanura Kebumen Solikhudin menyampaikan, kekuatan partai non parlemen sangat layak untuk diperhitungkan. Data yang ada menyebutkan dari tujuh partai tersebut setidaknya terdapat 30 ribu masa. Hingga kini jumlah tersebut juga terus meningkat. “Hingga kini partai tersebut solid. Saling berkomunikasi dan berkoordinasi satu sama lain,” tuturnya, Kamis (28/11).

    Dalam kesempatan tersebut Solikhudin juga menceritakan pengalamannya saat menjadi tim sukses pilkada di Kebumen beberapa waktu lalu. Menurutnya kala itu, kandidat yang didukung tidak memperhitungkan kekuatan partai politik non parleman. Sehingga partai non parlemen tidak diakomodir.

    "Hal ini berbeda dengan rival kami yang justru merangkul partai non parlemen. Alhasil kubu kami pun kalah dan kami merasa sangat kecolongan,” ungkapnya yang juga mantan Kepala Desa Sumberadi itu.
    Berdasar pada pengalaman tersebut, Solikhudin pun menegaskan jika kekuatan partai non parlemen tidak bisa dipandang sebelah mata. Jumlah masa yang besar dan kekompakan yang senantiasa terjaga dapat berpengaruh signifikan terhadap hasil perolehan suara. “Partai non parleman ini telah membentuk kualisi dengan naman koalisi Kompak Forum Komunikasi Partai Partai Non Parlementer (KOMPAK FKP2NP),” ungkapnya Anggota DPRD Kebumen tahun 2009-2014 itu.

    Disinggung mengenai adanya bakal calon yang telah bermunculan,  Solikhudin menegaskan dari beberapa calon yang telah bermunculan tidak ada satu pun yang menarik baginya. Menurutnya dari sekian banyak kandidat belum ada satu pun yang mempunyai visi misi berkenaan dengan persoalan yang sedang dihadapi oleh Kebumen. Dimana kini Kabupaten berselogan Beriman ini mempunyai masalah dua masalah besar. Yakni kemiskinan dan tingginya angka HIV/AIDS. “Kebumen diproyeksi menjadi termiskin se Jawa Tengah. Sedangkan kasus HIV/AIDS juga sangat tinggi. Ini masalah besar, dan belum ada satupun kandidat yang menyinggung hal ini,” paparnya.

    Solikhudin menembahkan, pada Pilbup 2020 mendatang, diharapkan bermunculan figur-figur pimpinan yang bail. Syukur-syukur dari generasi milenial. Selama ini banyak anak muda yang mempunyai kompetensi yang memadai. Sayangnya tidak bisa muncul karena kalah dengan yang tua. “Disinilah pentingnya kontrak politik bagi para kandidat bupati dan wakil bupati. Dimana kandidat harus mampu mengatasi masalah kemiskinan dan HIV/AIDS,” ucapnya. (mam

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top