• Berita Terkini

    Minggu, 10 November 2019

    Pemuda Muktisari Lestarikan Tradisi Entak-entik

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Peringatan Hari Besar Islam yakni Maulid Nabi Muhammad SAW kerap dilaksanakan sesuai dengan tradisi dan budaya di masing-masing daerah. Di Desa Muktisari Kebumen peringatan Maulid Nabi Muhammmad dilaksanakan dengan tradisi unik yakni entak-entik.

    Entak entik sendiri merupakan suatu tradisi dengan mendirikan tenda atau gubuk di teras rumah. Gubuk tersebut berdinding kain atau bahan lainnya. Selain itu gubuk juga dihias dengan berbagai pernak-pernik. Gubuk juga dihias dengan daun kepala muda atau janur.

    Dalam pelaksanaanya, anak-anak yang datang ke gubuk akan membawa makanan. Ini dalam adat stempat disebut pula dengan istilah bongkohan. Makanan berisikan nasi, snack, minuman, buah-buahan, telur dan lain sebagainya. Setelah itu mereka secara bersama-sama akan berdoa dan kemudian dilanjutkan dengan makan bersama.

    Tradisi entak-entik ini hampir menghilang beberapa tahun lalu. Kemudian dengan semangat dari Remaja Islam Musola Darusalam (Rimda) Muktisari menghidupkan kembali tradisi tersebut. Dalam hal ini Rimda menggelar Festival Gubuk Rimda 2019 dan mengajak ratusan masyarakat Desa Muktisari yang terdiri dari RT 01, 02, 03, 05, RW 03 dan RW 05. Ini untuk secara bersama-sama melaksanakan tradisi entak entik dengan membuat gubuk atau tenda seunik mungkin.

    Entak entik diadakan setiap tahun. Namun berganti tahun berganti pula modelnya. Jika tahun-tahun sebelumnya anak-anak membuat gubuk di rumah masing-masing, kali ini pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 H/2019 Entak entik diadakan di Lapangan Desa Muktisari. Dalam moment tersebut dilaksanakan pula lomba gubuk dengan total hadiah mencaoai Rp 1,5 juta. Selain itu ada pyla berbagai doorprize menarik.

    Untuk menentukan pemenang lomba atau festival gubuk ini, Rimda juga melibatkan beberapa pihak seperti Kepala Desa, Perangkat Desa dan lainnya sebagai juri. "Penilaian dilakukan dengan melihat seberapa kreatif para peserta dalam memamerkan hasil gubuk, sekreatif mungkin dan dinilai juga dari kebersihan. Pembuatan gubuk dimulai dari Jumat (8/11) dan penilaian pada Sabtu malam minggu (9/11)," ujar Ketua Panitia Festival Gubuk Rimda 2019 Wahyu Aditya, di sela-sela kegiatan.

    Pihaknya melanjutkan tujuan dari kegiatan lomba tersebut yakni agar anak-anak lebih mengerti dan memahami tentang kebudayaan yang terdapat di sekitar mereka. Ini seperti kebudayaan memperingati kelahiran Nabi Muhammad yang diberi nama entak entik.

    Dalam tradisi entak entik ini juga ada lagu yang dinyanyikan saat anak-anak berada di gubuk. “Entak-entik nylameti bocah cilik, ora ana ndase pitik, golo-golo amin. Itulah sepenggal lantunan entak entik. Lantunan tersebut sebisa mungkin diajarkan ke anak-anak kita karena didalamnya mengandung filosofi tinggi," ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top