• Berita Terkini

    Selasa, 26 November 2019

    Guru Dapat Kado Bunga dari Wabup Kebumen di HGN

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Senin, (25/11/2019), menjadi hari yang istimewa bagi para guru. Ya hari tersebut bertepatan dengan peringatan Hari Guru Nasional (HGN). Sama seperti di daerah lain, para Guru di Kebumen pun memeringatinya.

    Seperti yang terlihat di alun-alun Kebumen , Senin, (25/11) pagi, para guru guru dan pelajar di wilayah kota mengikuti upacara Hari Guru sekaligus HUT PGRI ke-74 2019. Kali ini, Wakil Bupati Kebumen Arif Sugiyanto menjadi inspektur upacara.

    Tampak juga kemarin, Kapolres Kebumen AKBP Rudy Cahya Kurniawan, Sekda Kebumen H Ahmad Ujang Sugiono, Kepala Dinas Pendidikan Kebumen Moh Amirudin, Ketua PGRI Kabupaten Kebumen Tukijan, Kepala Kantor Kemenag Kebumen H Panut. Serta sejumlah pejabal di lingkungan Pemkab Kebumen.

    Flashmob tari gambyong dan cepetan massal yang diikuti oleh ratusan guru menyemarakkan kegiatan kemarin. Pada momentum itu Wakil Bupati Kebumen juga berkesempatan memberikan bunga mawar kepada sejumlah guru yang hadir.

    Dalam kesempatan itu, Wakil Bupati Kebumen Arif Sugiyanto, membacakan pidato tertulis Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim. Isi pidato sepanjang 2 halaman itu banyak berbicara soal tugas dan fungsi guru yang kadang terbentur oleh sistem dan berbagai tanggung jawab administrasi.

    Tak hanya itu Nadiem dalam isi pidatonya menyampaikan bahwa realita dunia pendidikan yang dialami seorang guru. Dimana, lebih ditekan dari segi aturan, mengerjakan tugas administratif yang begitu banyak, hingga fokus mengejar angka untuk pemangku kepentingan melalui program ujian.  "Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu Anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas," kata Wabup saat membacakan sambutan.

    Dalam pidatonya, Mendikbud juga menyampaikan tak akan memberi janji kosong kepada guru dan pendidikan di Indonesa. Selain itu Mendikbud mengimbau para guru untuk segera melakukan perubahan kecil. Yaitu mengajak berdiskusi, memberikan kesempatan murid mengajar di kelas, mencetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas, temukan bakat pada murid yang kurang percaya diri dan tawarkan kepada guru yang mengalami kesusahan.
    "Saya tidak akan membuat janji-janji kosong kepada Anda. Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh dengan ketidaknyamanan. Satu hal yang pasti, saya akan berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia," (fur)




    Berita Terbaru :


    Scroll to Top