• Berita Terkini

    Rabu, 30 Oktober 2019

    Serda Eka Mardiyanto, Prajurit yang Piawai Sulap Limbah Jadi Karya Cantik

    Berawal dari Iseng,  Ingin Kampanyekan Kepedulian Lingkungan 




    Menarik melihat apa yang dilakukan Serda Eka Mardiyanto. Pria brusia 32 yang juga anggota Kodim 0709 tersebut memiliki hobi unik: membuat cendera mata dari limbah. Seperti apa?
    -----------------------
    CAHYO KUNCORO, Adimulyo
    -----------------------

    NYARIS semua limbah bisa disulap Eka Mardiyanto menjadi barang yang tidak saja indah namun bernilai ekonomi. Potongan kayu, besi, kardus, mainan anak-anak yang sudah rusak, onderdil kendaraan yang tidak terpakai semua bisa dirangkai menjadi aneka cendera mata. Dari replika tank tempur, senjata atau senapan, serta kapal atau perahu hingga kap lampu. Bahkan ban bekas dan besi disulap menjadi perabotan rumah tangga.

    Menariknya, Serda Eka Mardiyanto juga mampu menggabungkan barang-barang yang sudah tidak terpakai menjadi sebuah karya. Seperti misalnya salah satu karyanya yang merupakan miniatur bengkel sepeda motor.

    Serda Eka Mardiyanto berhasil menggambarkan suasana sebuah bengkel sepeda motor dengan bahan-bahan dari limbah. Seperti sepeda motor yang menggunakan sepeda motor mainan anak-anak. Lalu, ada kompresor dibuat dari dioda, atau ember dari tutup lem. Lengkap dengan suasana bengkel yang dindingnya dan lantainya terdapat bercak-bercak oli.

    Ditemui kemarin (29/10) di rumahnya, RT 3 RW 3 Dukuh Klapasawit, Desa Candiwulan, Kecamatan Adimulyo, Serda Eka Mardiyanto mengungkapkan semua kemampuannya tersebut berawal tak sengaja pada tahun 2015. Persisnya, saat ia masih bertugas di Secapa Bandung.

    Berawal dari mainan mobil remote anaknya yang rusak. "Daripada langsung dibuang, saya otak-atik jadi robot," ujar prajurit yang baru dua minggu bertugas di Kebumen setelah pindah dari Bandung tersebut.

    Dari situ, suami Retno Indah Widyastuti (31) tersebut menemukan ide-ide lain yang mengalir begitu saja di kepalanya. Alhasil, ia kemudian menyulap potongan kayu menjadi kapal atau perahu, atau sejumlah bahan lain menjadi tank tempur, senapan dan alutsista lainnya.

    Awalnya, karya-karya Serda Eka Mardiyanto banyak berkaitan dengan persenjataan TNI dan segala pernak-perniknya. Namun, belakangan ia juga menghasilkan karya lain, dari perah, kapal, kap lampu, hingga perabotan meja dan kursi. Bahkan, satu set meja kursi di ruang tamu rumahnya merupakan hasil karyanya sendiri.

    Untuk sebuah cendera mata, Serda Eka mengaku bisa menyelesaikan dalam hitungan hari dan minggu tergantung tingkat kesulitan. Paling sulit membuat kapal layar berukuran besar yang bisa memakan waktu dua pekan. Disinggung soal harga, Serda Eka mengatakan bervariasi. Dari Rp 150 ribu untuk cenderamata replika kecil sampai 1 juta berupa kapal besar.

    Hasil karyanya juga sering dipesan saat jajaran TNI menggelar upacara pergantian jabatan. Seperti saat pergantian jabatan Kasrem 071, baru-baru ini. Sebuah miniatur atau replika kapal layar menjadi cendera mata. Atau pada kesempatan lain, banyak warga biasa yang memesan kepadanya.

    Setelah di Kebumen, Serda Eka Mardiyanto masih terus menekuni aktivitas tersebut. Secara khusus, Serda Eka mengucapkan terimakasih atas dukungan penuh dari Dandim 0709 Letkol Inf Zamril Philiang yang mensuportnya.

    Kini, Serda Eka masih terus berkarya. Bahkan, ia merangkul para pemuda anggota karangtaruna untuk bersama-sama belajar membuat hasil karya seperti yang ia buat.  Serda Eka Mardiyanto berharap, para pemuda tersebut dapat menggali kreatifitas serta mendukung program pemerintah menangani sampah hingga pemberdayaan ekonomi.

    "Saya juga berharap, Pemerintah dan dinas-dinas di Kebumen dapat memberikan dukungan seperti Pak Dandim," kata ayah  Wildan Rasya (7) dan Reza Davian (5) tersebut.

    Disinggung soal "mimpinya" terkait kemampuannya tersebut, Serda Eka mengaku ingin agar karyanya dapat berarti bagi masyarakat sekitar. Dan, ia juga bermimpi bisa membuat wisata edukasi. Dimana di tempat itu ada hasil karya dari limbah yang dipajang.

    "Jadi bila anak-anak berkunjung, mereka dapat melihat bahwa limbah tidak harus dibuang. Malah bisa dibuat menjadi sebuah karya. Ini juga menjadi edukasi di tengah maraknya anak-anak yang kecanduan gadget," ujar prajurit yang kelahiran Desa Bumirejo Kecamatan Klirong tersebut.

    Ketua Karangtaruna Forseka, Desa Pekuwon, Kecamatan Adimulyo, Karsiyanto didampingi pengurus Arif Setiawan mengaku sangat tertarik dengan kemampuan Serda Eka. Dari situ pula, ia dan rekan-rekannya yang lain telah bersepakat untuk belajar agar bisa membuat karya seperti Serda Eka Mardiyanto.

    Apalagi, di tempatnya terdapat bank sampah. Harapan ke depan, mereka dapat membuat wisata edukasi seperti yang digambarkan Serda Eka.  "Hasil karya beliau ini menarik dan unik. Kami dan teman-teman jadi tertarik untuk belajar. Ini juga sebagai upaya agar para pemuda lebih kreatif percya diri untuk berinovasi. Dari sini kami berkeinginan membuat wisata edukasi," ujarnya diamini pengurus karang taruna lain, Gigih Harseno.

    Serda Eka Mardiyanto menambahkan, sangat terbuka bila ada pihak-pihak yang ingin belajar. Bahkan, sejak di Bandung, ia sudah biasa mengajari anak-anak membuat hasil karya seperti yang ia buat. Kendati tak mudah, prinsipnya ketekunan menjadi modal agar bisa berkarya seperti dia.(*)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top