• Berita Terkini

    Rabu, 02 Oktober 2019

    Mantan Preman Diajak Bersholawat di Ponpes Al Hasani Alian

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Ratusan santri menggemakan bacaan Shalawat di halaman Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hasani Desa Jatimulyo Kecamatan Alian,  Sabtu (28/9) malam. Kegiatan dalam rangka memperingati bulan Muharram 1441 Hijiriyah itupun berlangsung khidmat.

    Hadir kemarin, salah satu anggota DPRD Kabupaten Kebumen Mulyadi, Ketua Pencak Silat Pagar Nusa Kebumen Gus Asyhari Muhammad Al-Hasani, hingga ratusan pendekar Pagar Nusa Kebumen, dan ratusan santri Al-Hasani berikut puluhan warga sekitar.

    Para santri terlihat khusuk mengikuti acara. Menariknya, ada beberapa santri yang bertato lengkap dengan bekas tindik di telinga meski berpakaian rapi layaknya santri. Ya, mereka merupakan santri yang berlatar belakang preman atau anak jalanan.

    Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hasani Gus Fachrudin Achmad Nawawi, mengatakan pihaknya sengaja menggelar peringatan Muharram di penghujung bulan.  Ini dilakukan sekaligus dalam rangka memperingati hari Kesaktian Pancasila juga sebagai bentuk mengenang jasa para Kyai dan santri serta tokoh Nahdatul Ulama (NU) di Kabupaten Kebumen dalam menumpas kekejaman dan kekejian PKI pada masa itu.

    "Acara ini untuk mengenang jasa para ulama dari kebumen yang telah berjuang untuk negara diera setelah kemerdekaan,  juga sebagai bentuk ucapan rasa syukur memperingati bulan Muharam 1441 H," kata pria yang kerap disapa Gus Fachrudin tersebut.

    Disinggung mengenai santri bertatto, Fachrudin menjelaskan, mereka  adalah bekas anak jalanan, preman terminal dan anak nakal.  Mereka lantas masuk pondok dan bergabung dengan  Forum Anak Jalanan Insyaf Mengaji (Fajim) agar bisa kembali ke jalan agama.

    "Disini mereka benar-benar bisa dibilang preman yang pensiun. Preman yang di identikkan dengan kehidupan ugal-ugalan dan bertato, diselimuti kemaksiatan itu kini berubah menjadi santri yang santun. Selain itu, mereka juga kami dibekali dengan mengaji Al Quran, kitab kuning, ilmu akidah dan akhlak," ungkap Gus Fachrudin.

    Fachrudin yang kemarin bersama Ketua Fajim Kyai Asyhari muhammad Al Hasani menjelaskan, Fajim keberadaan Fajim juga  diharapkan  dapat meminimailisir tindakan-tindakan kejahatan. "Untuk itu, Ponpes Al Hasani dengan tangan terbuka selalu memberi kesempatan kepada anak-anak yang berasal dari semua kalangan untuk belajar agama," unjarnya.
    Puji Tatto (35), salah seorang santri anggota Fajim mengaku menemukan kedamaian setelah menimba ilmu agama dan tinggal di Ponpes al Hasani. bahkan,  secara rutin ia terus istiqomah mengikuti kegiatan keagamaan seperti mengaji. "Alhamdulilah sekarang merasa lebih menemukan kehiduyoan yang benar dan tenang dengan aktifitas beribadah," ungkapnya. (*)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top