• Berita Terkini

    Senin, 23 September 2019

    Saat “Petruk Dodolan Buku” Hibur Warga Pejagoan

    IMAM/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Pentas wayang kulit dengan lakon “Petruk Dodolan Buku“ sukses mencuri perhatian penonton. Ini digelar dalam acara Merdi Bumi Desa Karangpoh Kecamatan Pejagoan, sekaligus juga tasyakuran Khayub M Lutfi dan Adi Pandoyo, Sabtu (21/9/2019) malam. 

    Wayang kulit lakon “Petruk Dodolan Buku” itu dibawakan oleh Ki Langgeng Hidayat dari Rangkah Buayan. Dalam kesempatan itu, Adi Pandoyo yang juga Mantan Sekretaris Daerah (Sekda) di Kebumen tersebut menyatakan siap kembali memberikan kontribusi bagi pembangunan di Kebumen.

    Dari pantauan Ekspres, ratusan penonton memadati lokasi pagelaran wayang di lapangan Lembah Lukulo. Hadir dalam acara tersebut Bupati Kebumen H Yazid Mahfudz, Wakil Bupati H Arif Sugiyanto SH, Sekda H Ahmad Ujang Sugiono SH dan Ketua DPRD Sarimun. Selain itu tampak hadir pula beberapa anggota DPRD dan pimpinan OPD. Sejumlah Ketua parpol seperti PDI Perjuangan, Gerindra, PAN, dan Golkar juga tampak hadir pada acara tersebut.

    Penyerahan wayang secara simbolis dilaksanakan dari Kepala Desa Karangpoh Susanto yang didampingi Khayub M Lutfi. Wayang diberikan kepada Sekda Kebumen H Ahmad Ujang Sugiono. Kemudian diteruskan diserahkan kepada Ki Langgeng Hidayat dari Kecamatan Buayan.

    Pagelaran wayang menceritakan kisah unik. Dimana Petruk yang merupakan sosok punakawan seharusnya mempunyai tugas memberikan nasehat. Kendati demikian dalam kisah tersebut diceritakan jika Petruk justru turut serta bermain proyek. Petruk tergoda dengan iming-iming dari Guru Druna untuk menjual buku berisikan Jimat Kalimasada ke kerajaan Astina. Ini dilakukan kerena imbalannya cukup besar.

    Semula Petruk sudah dinasehati oleh saudaranya yakni Bagong. Bagong menyampaikan jika selama ini hidupnya sudah susah.  Hidup sudah sudah tidak usah ditambah dengan perbuatan curang. Namun karena tergiur dengan harta Petruk akhirnya  tergoda. Petruk pun menerima imbalan seperti yang telah dijanjikan. Akan tetapi, prahara datang kala Bagong tidak mendapatkan pembagian hasil penjualan buku. Kondisi tersebut membuat gaduh semua pihak. Terlebih Bagong yang tidak terima pun melaporkan hal tersebut ke dewa. Perselisihan pun terjadi hingga terjadi malapetaka yang menimpa keseluruhannya.

    Adi Pandoyo dalam momen limbukan mengemukakan ide awal pementasan wayang dengan lakon tersebut, terjadi usai dia dan Khayub M Lutfi serta Hartoyo keluar dari lembaga pemasyarakatan. Sebagai bentuk rasa syukur, mereka sepakat menggelar pentas wayang dengan mengambil momentum Merdi desa di Desa Karangpoh. "Awalnya pak Khayub meminta izin ke Kades Karangpoh untuk menggelar wayang dan kemudian disepakati digelar hari ini," katanya yang diamini Khayub dan Hartoyo.

    Pada kesempatan itu, Adi Pandoyo dan Khayub pun menceritakan pengalamannya ketika berada di jeruji besi. Secara terbuka, Adi mengakui kejadian hukum di Kebumen akibat adanya pelanggaran terhadap Undang-undang Tipikor.

    Dirinya pun meminta maaf kepada seluruh masyarakat Kebumen dan mengharapkan dapat diterima kembali di masyarakat.  "Harapannya nanti kami dapat ikut serta membangun Kebumen sesuai bidang masing-masing," tandasnya.

    Limbukan sendiri juga menghadirkan bintang tamu khusus dari Banyumas seperti Doyok, Agnes dan Asih. Disela-sela limbukan, Ketua DPC PDI Perjuangan Saiful Hadi maupun Wakil Bupati Kebumen Arif Sugiyanto berkesempatan memberikan beberapa ucapan. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top