• Berita Terkini

    Sabtu, 28 September 2019

    Ribuan Warga Saksikan Kirab Budaya Padepokan Sehat Medika

    IMAM/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Setelah sempat vakum, Padepokan Sehat Medika (SM) Karanganyar, kembali menggelar kirab budaya, Jumat (27/9/2019). Kegiatan berlangsung semarak. Ribuan warga tumpah ruah menyaksikan acara itu.

    Kirab diikuti beberapa kelompok barisan seperti pakaian adat, drumband, pasukan berkuda, dua kereta kuda, iring-iringan gunungan buah dan hasil bumi lainnya. Selain itu juga puluhan becak hias. Dalam perjalanan, Pimpinan Padepokan Sehat Medika (SM) Karanganyar, R Suman Sri Husodo, menyebar uang receh Pecahan Rp 1.000 dan Rp 500.   Uang disebar kepada masyarakat yang telah menunggu iring-iringan kirab di tepi jalan.

    Kirab diawali dari Pasar Candi Karanganyar menuju Kelurahan Plarangan, melintas Alun-alun Karanganyar, melewati Pasar Karanganyar, dan berakhir di Padepokan Kelurahan Jatiluhur. Sedangkan gunungan yang berisi hasil pertanian, diserbu masyarakat saat berhenti di Pasar Karanganyar.

    Pimpinan Padepokan Sehat Medika (SM) Karanganyar R Suman Sri Husodo mengatakan,  kirab budaya merupakan salah satu tradisi ruwat. Ini untuk meminta keselamatan di Bulan Syuro. Dijelaskannya, uang recehan yang bernilai Rp 1000 dan Rp 500 sengaja dibagikan ke masyarakat.  Beberapa pusaka juga turut dikirab.  “Semoga Kebumen, Jawa Tengah dan Indonesia selalu aman dan nyaman. Penuh dengan berkah dan damai,” ucapnya.

    R Suman Sri Husodo menambahkan, uang receh yang ditebar kemarin bernilai Rp 10 juta.  Menurutnya ada keberkahan tersendi pada uang yang dibagikan tersebut. 
    Kelebihannya dapat digunakan untuk urusan perdagangan atau lainnya. “Kirab ini penuh dengan makna dan berkah. Termasuk pada uang receh yang disebar,” tuturnya.

    Sementara, Panitia kegiatan H Adi Pandoyo SH MSi mengemukakan kirab di padepokan tersebut sempat vakum selama tiga tahun lamanya. Dengan momentum Bulan Syuro atau Muharram ini akhirnya dapat dihelat kirab kembali.

    Adapun tujuan kirab sendiri untuk nguri-uri kebudayaan Jawa yang ada. "Tujuannya mengangkat tradisi yang sudah ada agar tetap berjalan. Ini juga dapat menjadi daya tarik wisata," paparnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top