• Berita Terkini

    Jumat, 27 September 2019

    Arif: Penjaringan Cabup PDIP Bisa Jadi "Boomerang" di Pilbup Kebumen 2020

    Arif Yuswandono
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Penjaringan calon yang sudah dilakukan PDI Perjuangan untuk Pilbup Kebumen 2020, tak selalu dinilai positif. Bahkan, Pemerhati Kebijakan Publik dan Politik Lokal, Arif Yuswandono, menilai, penjaringan calon oleh PDIP dapat menjadi boomerang bagi partai berlambang banteng moncong putih itu.

    Arif Yuswandono mengatakan, langkah PDIP dengan menjaring calon alias kandidat dari sekarang meski Pilkada Kebumen baru dilaksanakan September 2020, bisa dilihat dari dua sisi. 

    "Sisi positifnya adalah popularitas. Artinya PDI Perjuangan mendapat publikasi melalui media mainstream maupun media sosial,” tuturnya, Kamis, (26/9/2019).

    Seperti diketahui, DPC PDI Perjuangan menggelar penjaringan bakal calon Bupati dan Wakil Bupati untuk Pilkada Kebumen 2020 mendatang. Penjaringan dilakukan 13 sampai 21 September 2019 kemarin. Hasilnya, 14 orang mendaftar. Mayoritas merupakan tokoh-tokoh familiar di Kebumen, bahkan terdapat nama Bupati Kebumen Yazid Mahfudz dan Wakil Bupati Arif Sugiyanto.

    Namun menurutnya, sisi negatifnya jauh lebih besar. Bahkan bisa menjadi "boomerang"  bagi PDIP pada Pilkada 2020.

    Arif lantas mengurai sejumlah alasan. Pertama, adanya kemungkinan diantara 14 calon, tidak ada satupun yang mendapat rekomendasi. Ini mungkin terjadi, sebab dalam hal ini DPC PDIP Kebumen hanya melaksanakan penjaringan. Namun, keputusan akhir tetap ada pada DPP dalam hal ini Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri.

    "Kalau itu sampai terjadi, akan sangat menyakitkan bagi para tokoh yang mendaftar. Dimana para pendaftar yang tidak mendapatkan rekomendasi merasa di-PHP atau diberi harapan palsu,” ungkapnya.

    Bahkan, saat ada pendaftar yang mendapat rekomendasi taruhlah pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati, situasinya juga sama. "Ada lebih banyak pendaftar yang tidak mendapatkan rekomendasi. 

    "Kalau itu terjadi akan tercipta musuh bersama bagi PDI Perjuangan pada pertarungan 2020 mendatang. Artinya akan ada belasan orang yang kecewa dan berpotensi menggalang barisan sakit hati," imbuhnya.

    Arif lantas menyebut sejumlah nama. Ia mencontohkan Dr Teguh Purnomo, Advokat yang mengikuti penjaringan melalui PDI Perjuangan. Lalu ada Sujud Sugiarto, Herwin Kunadi, yang merupakan pengusaha muda dari Gombong. Ada juga Arif Widodo yang merupakan wartawan senior dan Setyo Budi seorang budayawan.

    Bahkan, Bupati Yazid Mahfudz dan Wakil Bupati Arif Sugiyanto pun tak ada garansi bakal mendapat rekomendasi. "Mereka semua akan menjadi musuh bersama yang dipastikan memusingkan PDI Perjuangan Kebumen,” paparnya.

    Pengalaman masa lalu, semakin menguatkan keyakinan Arif. Pasca era Rustriningsih berakhir, PDI Perjuangan, belum pernah memenangkan kontestasi Pilkada di Kebumen. Padahal, PDI Perjuangan selalu menjadi partai pemenang Pemilu di Kebumen.

    Pada Pilkada 2010 PDI Perjuangan kalah oleh Buyar Winarso-Djuwarni yang diusung koalisi partai kecil PAN, PPP, PKNU.  Kekalahan itu berlanjut pada Pilkada Kebumen 2015.

    Kali ini giliran pasangan Mohammad Yahya Fuad-Yazid Mahfudz yang diusung PKB, PAN, Gerindra dan Demokrat yang mengalahkan jago PDIP.

    Meski begitu, Arif menyampaikan banyak kemungkinan lain terjadi. Seberapa efektif langkah PDI Perjuangan dengan menjaring calon jauh-jauh hari sebelum Pilkada , juga masih harus ditunggu.  “Nah, apakah kali ini PDI Perjuangan akan kembali menelan pil pahit. Kita lihat saja langkah-langkah penyelamatan yang akan dilakukan oleh Jajaran Pengurus PDI Perjuangan Kebumen,” ucapnya.

    Hingga berita ini diturunkan, wartawan belum bisa menghubungi pengurus PDIP. Namun sebelumnya, Ketua DPC PDIP Kebumen Saeful Hadi mengatakan, partainya telah bertekad kuat untuk memenangkan calonnya di Pilkada 2020. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top