• Berita Terkini

    Kamis, 12 September 2019

    24 Ribu Warga di Kebumen Dibantu Air Bersih

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Kemarau panjang melanda Kabupaten Kebumen kian meluas. Kemarau panjang menyebabkan puluhan desa mengalami kesususahan air bersih. Dalam hal ini  Pemerintah Kabupaten Kebumen melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah melakukan droping di 52 desa.

    Tercatat, hingga kini droping air bersih telah menyasar 24.744 jiwa warga yang selama ini mengandalkan droping. Data BPBD Kabupaten Kebumen menyebutkan droping air bersih pada tahun 2019 sudah dimulai sejak Juni 2019. Hingga data terakhir, 10 September 2019 tercatat sudah 489 tangki. Ini setara dengan 2.280.000 liter tersalurkan. Bantuan menyasar 52 desa di 14 kecamatan dengan penerima 5.960 kepala keluarga.

    Terbanyak yakni Kecamatan Karanggayam yang menerima droping dengan 110 tangki. Disusul Kecamatan Sempor dengan 65 tangki, Sruweng 59 tangki, Poncowarno 55 tangki, Pejagoan 54 tangki dan Ayah 49 tangki. Kemudian disusul bantuan 34 tangki, Alian 25 tangki, Kebumen dan Rowokele 10 tangki, Karangsambung 9 tangki, Kutowinangun 4 tangki, Karanganyar 3 tangki dan Adimulyo 2 tangki.

    Kepala Pelaksana BPBD Kebumen Eko Widianto menyampaikan mekanisme droping air bersih terjadi beberapa perubahan mekanisme. Salah satunya masyarakat pemohon bantuan untuk dapat menyediakan penampungan dari tangki. Adanya penampungan diharapkan mempermudah droping karena tidak lagi langsung ke ember.

    "Mekanisme pengajuan permohonan harus diketahui Camat setempat. Ini dengan melampirkan data jumlah KK penerima dan titik droping. Penyaluran dilakukan oleh penanggung jawab dengan diatur oleh pemerintahan desa," tuturnya, saat jumpa pers di gedung Pres Center Setda Kebumen, Rabu (11/9/2019).

    Eko yang didampingi Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Salam menambahkan, musim kemarau di Kebumen tahun 2019, datang lebih awal. Menurutnya, puncak musim kemarau di Kebumen tahun 2019 terjadi pada Agustus hingga September. Adapun panjang musim kemarau diperkirakan 11 hingga 15 dasarian. “Sebagian besar wilayah Kebumen pada Agustus ini memasuki puncak musim kemarau," katanya.

    Menurut Eko, dampak musim kemarau yang terjadi di Kabupaten Kebumen bukan saja masalah kekurangan air bersih. Kekeringan juga dapat mengancam gagal panen. Selain itu rentan terjadinya kebakaran hutan maupun gangguan kesehatan. Diakuinya, pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak membakar sampah di hutan. "Selain mengancam kebakaran, asapnya juga dapat mempengaruhi kesehatan," imbuhnya.

    Sementara itu, Kabag Umum PDAM Tirta Bumi Sentosa Suparno menegaskan, musim kemarau tahun 2019 sumber air baku tidak mengalami permasalahan. Dimana dari delapan titik pengambilan dengan kapasitas 400 liter per detik masih dapat mengaliri 29.712 pelanggan. "Untuk sumber air baku di Kedungbener kami memang membatasi agar tidak diambil untuk droping air bersih," katanya.

    Jumpa pers tersebut diselenggarakan Bagian Humas Setda Kebumen dengan dipimpin Kabag Humas Setda Kebumen Budhi Suwanto dan diikuti puluhan awak media mulai dari cetak, online, televisi maupun elektronik. Dalam kesempatan itu, konferensi pers mengenai tentang kekeringan yang terjadi di wilayah Kabupaten dengan narasumber BPBD, PDAM dan Dinas Pertanian. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top