• Berita Terkini

    Selasa, 13 Agustus 2019

    Rusak Tiga Tahun Jembatan Trirenggo Purworejo Mulai Dibangun

    andiekspres
    PURWOREJO- Jembatan Trirenggo yang rusak karena terjangan bencana besar tahun 2016 mulai dilakukan perbaikan. Jembatan ini menjadi penghubung utama ruas Karangrejo-Tridadi di Desa Karangrejo, Kecamatan Loano. Jembatan juga merupakan penghubung warga dari 3 kecamatan yakni Loano, Purworejo dan Kaligesing diatas Sungai Gading.

    Penanganan jembatan itu mengalami proses panjang karena selama 3 tahun baru ditangani. Akibat kerusakan jembatan, setahun pertama warga Karangrejo terisolasi dan harus melewati Banyuasin jika menggunakan kendaraan roda empat untuk mencapai Kota Purworejo. Dua tahun berikutnya, warga secara swadaya membangun jembatan darurat dengan memperkuat kaki-kaki jembatan lama menggunakan batang kayu kelapa.

    Saryanto, warga Karangrejo mengatakan, keberadaan jembatan sangat membantu akses transportasi warga, khususnya untuk angkutan perekonomian menuju ke Pasar Baledono atau Suronegaran. Bencana besar tahun 2016 yang merenggut puluhan nyawa di Desa Karangrejo maupunn Desa Donorati membawa dampak bagi jembatan.

    "Walaupun Karangrejo dekat dengan jalan utama Purworejo-Magelang, namun status jalan dari Karangrejo menuju ke Sejiwan masih berstatus jalan poros desa. Hanya jembatan yang ada menjadi jalan kabupaten karena menjadi penghubung ke Tridadi maupun Kalikalong," katanya, kemarin.

    Kepala Desa Karangrejo, Patnani mengatakan diterjang banjir besar, jembatan dengan panjang 20 meter dan lebar 3 meter itu melengkung di bagian tengah dan membahayakan jika harus dipakai. Warga tidak berani melewati karena takut runtuh saat dilewati.

    "Setahun pertama belum banyak bergerak. Baru di tahun kedua kami melakukan perkuatan kaki jembatan agar bisa dilewati.

    Dengan menambahkan tiang penyangga tambahan dari kayu kelapa atau glugu, jembatan itu bisa digunakan kembali walaupun tetap melengkung. Warga tidak khawatir karena kaki-kaki tambahan yang digunakan cukup kuat untuk menyangga," ucapnya.

    Informasi dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, lanjut Patnani, akses jalan sepanjang 1,5 kilometer yang menghubungkan Jembatan Sejiwan dan Trirenggo akan ditingkatkan dari poros desa menjadi jalan kabupaten.

    Dengan lebar sekitar 4 meter, jalan itu nantinya akan dibangun selebar 6 meter. "Kami sudah diminta melakukan sosialisasi dan harapannya warga bisa mengikhlaskan jika tanahnya ada yang dipakai untuk jalan," katanya.


    Peningkatan Jembatan Trirenggo sendiri akan disesuaikan dengan standar jalan primer yang menjadi acuan dari Pemerintah. Jalan itu nantinya akan digunakan sebagai pendukung Jalan Lintas Timur untuk membuka akses wisata dari bandara Yogyakarta International Airport ke kawasan Borobudur.

    Jika dulunya jembatan hanya memiliki panjang kurang lebih 20 meter, kini meningkat menjadi 28 meter. Lebar jembatan dari 4 meter menjadi 7 meter. Sedangkan ketinggian dari permukaan sungai lebih dari 5 meter.

    "Jalan yang ada akan jadi jalan utama selain untuk mendukung bandara juga untuk mendukung Badan Otorita Borobudur," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU PR) Purworejo, Suranto.

    Pengerjaan jembatan sendiri dimulai sejak 24 Jun 2019 oleh CV Karya Utama Purworejo. Sesuai target yang ada, pembangunan akan memakan waktu selama 190 hari.
    "Jadi sebelum akhir tahun jembatan Trirenggo sudah jadi," ulas Suranto.(ndi)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top