• Berita Terkini

    Senin, 05 Agustus 2019

    Puluhan Penyair Ramaikan Launching Buku Kuputarung

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Sejumlah penyair dari Kebumen, Magelang dan Yogjakarta berkumpul di Aula Pendopo Kelurahan Kebumen, Sabtu (3/8/2019) malam. Kehadiran mereka dalam rangka perhelatan Launching Buku Kuputarung 2 Antologi Puisi Komunitas Penyair Kebumen.

    Buku antologi puisi tersebut merupakan kumpulan 77 puisi. Ini  dari karya 13 penyair di Kebumen. Beberapa diantaranya Bambang Indrajeet, Arif Munandar, Daryono Cengkim, Dodotiro, Dwi Agus Setiawan, Eko Sajarwo, Fajar Muzaki dan Masindro. Selain itu yakni Nasikhatun Sulfiyani, Pekik Sat Siswonirmolo, Pitra Suwita, Teguh Hindarto, dan penulis puisi termuda Naomi Retno Ramasari.

    Kuputarung 2 Antologi puisi Komunitas Penyair Kebumen diterbitkan oleh Senthong Omah Sinau Sekolah Rakyat Melu Bae (SRMB). Sementara Epilog antara Sitor Situmorang dan Penyair Kebumen ditulis oleh Arif Joko Wicaksono. Arif sendirin merupakan penyair dan jurnalis yang juga masih aktif. Kini pihaknya juga mengajar di Politeknik Negeri Jakarta.

    Dalam sambutannya Arif mengaku bangga kepada para penyair Kebumen. Meraka telah berhasil dan sukses menghasilkan karya-karya puisi terbaik pada sebuah buku. Bahkan menurut Arif ternyata, puisi penyair simbolis Sitor Situmorang mampu memberi motivasi dikalangan anak muda Kebumen. "Tema puisi yang diungkapkan penyair Kebumen lengkap. Ini juga diliputi kisah diri, alam, masyarakat, kahanan zaman, hingga hubungan ke Tuhan. Ini menarik," jelas Arif.

    Dalam balutan kekeluargaan dan harmoni diisi dengan penampilan dari Musikalisasi puisi SRMB, Victory Dance dari Divisi Omah Obah, pentas pantomim dan pembacaan puisi. Ini membuat suasana menjadi meriah penuh kreatif.

    Tak ketinggalan Ketua Komunitas Lintas Sastra Gombong atau LISONG, Sabur Herdian Raamin yang membacakan puisi. Dia juga didampingi oleh musik biola yang dimainkan oleh penulis puisi termuda Naomi Retno Ramasari. Hadir juga penyair Bambang Eka Prasetya Nittrimaya dari Magelang, dan Bunga AwaLong dari Jogja.

    Salah satu sesepuh SRMB, Bambang Indrajeet disela-sela acara mengatakan penerbitan buku, terutama buku puisi dan karya sastra lainnya, diupayakan akan menjadi agenda rutin. Ini juga dilakukan secara berkelanjutan. Upaya ini dinilai paralel dengan tradisi komunitas pembelajar yang berdiri pada Januari 2003. Dimana mayoritas pegiatnya memiliki latar belakang aktivitas seni sastra, selain musik dan teater. "Ada keinginan untuk melakukan upaya-upaya pemajuan kegiatan seni pada kalangan yang lebih luas, termasuk dikalangan muda terdidik di sekolah pelajar dan mahasiswa" ujar Bambang tersenyum.

    Terbitan ketiga, antologi puisi “Kuputarung-2” menjadi bagian lanjut penerbitan buku, setelah Buku antologi puisi pertama yang diterbitkan SRMB “Kuputarung-1” antologi bersama (2009), dan “Bulan Menggantung”, Pitra Suwita (2014).

    Pitra Suwita menambahkan untuk waktu yang akan datang, akumulasi karya sastra dimungkinkan dengan pendekatan tematik, atau dihimpun melalui lomba penulisan sastra selain lomba baca puisi yang memang sudah dilakukan berkali-kali. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top