Saefur Rohman / Kebumen Ekspres |
Buktinya, warga perantauan yang tergabung dalam Komunitas Warga Rantau (Kowara) itu membantu sumur bor. Bantuan ini sangat berharga, di tengah rutinitas krisis air bersih yang selalu melanda Desa Tugu setiap musim kemarau.
Ketua Komunitas Warga Rantau (Kowara) Dimas Suparyo, Selasa (20/8/2019), mengatakan, krisis air bersih selalu menjadi masalah di desa Tugu. Meskipun ada bantuan air bersih dari Pemkab Kebumen, jumlahnya tak bisa menjangkau seluruh warga yang mengalami krisis air bersih. Oleh karena itu, pihaknya berinisiatif membantu dan berkoordinasi dengan Pemerintah Desa Tugu. Hasilnya, bantuan sumur bor bisa terealisasi.
Dimas menyebutkan pembangunan sumur bor yang memakan biaya sekitar Rp 18 juta per sumur tersebut merupakan swadaya murni dari masyarakat Desa Tugu khususnya yang berada di perantauan. Pembangunan sumur tersebut merupakan pembangunan sumur bor pertama yang dibiayai oleh Kowara.
"Ini tahun pertama pangsung 3 titik. Rencananya kami akan membangun sumur bor menjadi program tahunan. Dengan telah dibangunnya sumur bor ini diharapkan mampu membantu masyarakat akan kebutuhan air besih," kata Dimas didampingi Pembina Kowara, Ahmad Sugianto YD2OGI yang juga relawan Orari Lokal Kebumen.
Dimas menyebutkan sebelumnya, Kowara telah mengadakan program mengatasi kekeringan dengan istilah "Ngangsu", dimana dalam program tersebut para relawan desa mengambil air bersih dari sumber air dan diantarkan menggunakan mobil ke masyarakat desa yang membutuhkan. "Dulu sudah ada program "Ngangsu" tapi setelah kami evaluasi kurang efektif dan mulai tahun ini kami akan fokus membangun sumur bor," ujarnya.
Sementara itu dalam pembangunan sumur bor tersebut, pihaknya mendatangkan tenaga profesional dari Jakarta. Pada pengeboran sumur.pertama yang berada di Dukuh Kalisema RT 3 RW 4 Desa Tugu ini sudah mancapai kedalaman 75 meter di bawah permukaan tanah.
Meski relatif dalam namun pihaknya belum menemukan air dengan debit yang besar sehingga masih dilanjutkan hingga menemui mata air. "Target kedalamam pengeboran sumur sampai 100 meter hingga menemukan air. Ini kami Alhamdulillah titiknya pas, dilihat dari jenis pasir yang mulai keluar pada kedalaman 70 meter sudah ada tanda - tanda air," ungkapnya.
Lebih lanjut masih kata Dimas, hingga proses pengeboran selesai nantinya sumur itu akan difasilitasi Torn (Penampung air), pipa paralon, dan alat sedot hingga meteran listrik sendiri. "Semuanya murni swadaya, jika ada CSR dari lihak instansi lain akan kami terima," pungkasnya. (fur)