• Berita Terkini

    Sabtu, 10 Agustus 2019

    Gunung Slamet Naik Level Waspada,Jalur Pendakian Ditutup

    PURBALINGGA - Status Gunung Slamet naik menjadi Level II (Waspada) mulai, Jumat (9/8). Hingga kemarin, aktivitas pendakian ditutup. Selain pengelola pendakian melakukan penyisiran agar pendaki turun ke titik nol (basecamp).

    Administratur Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur Didiet Widhy Hidayat mengatakan, KPH Banyumas Timur sudah menutup jalur pendakian dari tiga rute. Yaitu Bambangan, Gunung Malang dan Baturaden. Hingga pukul 15.00 masih ada 43 pendaki yang naik ke Gunung Slamet. Di jalur pendakian Baturraden 3 orang pendaki, Gunung Malang 7 orang dan jalur pendakian via Bambangan 33 orang.

    Ia mengatakan pengelola jalur pendakian dibantu tim SAR akhirnya melakukan penyisiran ke puncak untuk meminta pendaki turun. Pada pukul 17.00 semua pendaki di jalur Baturraden sudah kembali ke titik nol pendakian, pada pukul 19.00 pendaki jalur malang sudah kembali ke basecamp. "Sedangkan yang melalui jalur Bambangan pada pukul 21.00 sudah kembali ke basecamp. Pada tiga jalur itu  sudah tidak ada lagi pendaki," ujar dia.

    Sekcam Karangreja, Catur Kurniawan mengatakan, di jajaran Forkopimcam, sudah memberikan imbauan dan pengecekan ke lokasi jalur pendakian di pintu gerbang Posko Bambangan Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja.

    “Kami bersama Forkopimcam dan ada Dandim 0702 Purbalingga dan BPBD Purbalingga sudah tiba di lokasi pos Bambangan. Sifatnya koordinasi atas dasar nota dinas dari KPH Banyumas Timur terkait penutupan sampai waktu yang tidak ditentukan,” katanya, Jumat (9/8).

    Masyarakat di wilayah kaki gunung Slamet khususnya di Kutabawa diminta tetap tenang dan tidak terpancing isu- isu yang menyesatkan. Karena semua informasi harus berasal dari pihak yang berkompeten, misalnya PVMBG maupun lembaga pemerintah lainnya.

    Data yang dihimpun Radarmas dari Dinporapar Purbalingga, selama tahun 2018, jumlah pendaki yang naik ke puncak Gunung Slamet 24.272 orang. Para pendaki berasal dari berbagai kota di Indonesia.

    Dalam tahun 2018 ada dua kecelakaan besar, yakni pada bulan Mei, seorang pendaki dari Purworejo yang meninggal karena saat mendaki kondisinya sedang sakit. Kemudian, ada satu pendaki lagi dari Kabupaten Tegal yang meninggal karena kedinginan.

    Pendaki remaja ini mendaki tanpa ijin di pos pendakian, dan melakukan pendakian pada 21 November 2018, namun baru dilaporkan hilang oleh tiga rekannya yang bersama mendaki pada 26 Desember 2018. (ook/amr)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top