• Berita Terkini

    Jumat, 05 Juli 2019

    Warga Desa di Kebumen ini Pertahankan Tradisi Nyamber

    Saefur Rohman / Kebumen Ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Apa yang dilakukan warga Desa Sekarteja, Kecamatan Adimulyo dalam rangka melestarikan lingkungan ini patut mendapat apresiasi. Demi melestarikan habitat ikan di sungai, mereka menghindari alat tangkap setrum dan sejenisnya.

    Warga memilih menggunakan cara tradisional, menangkap ikan beramai-ramai dengan menggunakan jaring kecil yang mereka sebut dengan "samber" atau "seser". Alat ini terbuat dari dua bilah bambu yang dilengkapi jaring guna perangkap ikan.

    Warga menyebut, cara menangkap ikan beramai-ramai dengan peralatan samber itu, dengan istilah "nyamber".  Seperti terlihat pada Selasa (2/7/2019) lalu, warga beramai-ramai nyamber di sungai Telomoyo yang mengaliri desa setempat.

    Bukan perkara mudah menangkap ikan model begini. Warga harus menyusuri sungai berkilo-kilometer jauhnya. Namun, lelah dan dingin terendam air berjam-jam itu sirna saat mendapat hasil tangkapan. Apalagi, kegiatan ini dilakukan beramai-ramai.  Selang beberapa jam, mereka berhasil menangkap ikan air tawar 3 hingga 5 kg. Ikan yang mereka tangkap pun hanya yang kecil, menyesuaikan ukuran jaring yang sedikit longgar.

    Oji, salah satu warga mengatakan, mencari ikan berombongan juga menjadi teknik tersendiri. Mereka membentuk formasi tertentu. Yakni mengepung ikan. Masing - masing orang membawa dua samber di tangan. Hasilnya pun lumayan. Mereka bisa menangkap beberapa jenis ikan, seperti wader, bayong (ikan gabus), Lele, ikan Mujair, dan sejumlah ikan lainnya.
    "Jika hasil penangkapan banyak ya lumayan kadang dijual sama tetangga tapi seringnya buat lauk sendiri," ungkapnya.

    Aryo (35) warga lain, mengatakan, cara ini menjadi upaya mereka mempertahankan kearifan lokal. Metode samber ini sudah ada sejak jaman dahulu. Cara menangkap ikan model seperti ini juga dalam upaya mereka mempertahankan habitat ikan dan kelestarian lingkungan.

    "Kami tidak menangkap dengan sistem setrum dan obat. Dengan menangkap ikan dengan cara "nyamber" kami mendukung pemerintah untuk menjaga kelestarian ekosistem sungai," kata Aryo.

    Aryo mengaku cukup prihatin dengan masih adanya sejumlah orang yang mencari ikan menggunakan setrum atau bahan kimia. Tak hanya itu, masih saja ada warga yang membuang sampah sembarangan di sungai.

    "Kadang miris, Mas. Banyak sampah pempers, pembalut, plastik dibuang ke sungai," ungkapnya sembari mengajak masyarakat melestarikan lingkungan baik dengan tidak menangkap ikan menggunakan setrum serta tidak sembarangan membuang sampah ke sungai.(fur/cah)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top