saefur Rohman / Kebumen Ekspres |
Tak sedikit biaya yang dikeluarkan warga untuk keperluan tersebut. Mengingat, jarak rumah dengan sumber air bisa berkilo-kilometer jauhnya.
Eki Nurohim (29) warga RT 10 RW 03 Desa Wonokromo Kecamatan Alian, mengaku menghabiskan sekitar 20 rol selang. Selang itu mengambil air dari sumber air berada di pegunungan. Jarak dari rumahnya sekitar 3 km. "Kalau kemarau sedikit sulit, ambil airnya jauh dari lereng gunung," katanya.
Tak hanya soal jaraknya yang jauh, sumber air yang mengering pun menjadi persoalan sendiri. Eki beserta sejumlah warga lain, harus mencari sumber yang lain. Belum lagi, resiko selang yang macet karena tersumbat.
"Kadang harus bongkar pasang tarik ulur lagi. Jika airnya kering mencari lebih jauh sumber air yang masih ada," kata Eki sembari membetulkan selang yang mampet.
Ungkapan senada juga dikatakan oleh Naslam (45). Tetangga Eki itu, harus mengulur selang ratusan meter demi menyirami tanaman palawija.
Tak semua warga dapat mengambil air bersih dengan model mengulur selang tersebut. Oleh karena itu, air tersebut juga dibagikan kepada tetangga. Mereka secara bergantian mengisi tandon air yang ada dirumah masing - masing. "Iya kadang ada yang nyambung air, kita saling berbagi, kalau mampet kita betulkan bersama, namun untuk tandon air besar kami masih belum punya," kata Naslam. (fur)