• Berita Terkini

    Senin, 08 Juli 2019

    Kemarau 2019 Diprediksi Lebih Lama

    saefur/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Warga masyarakat Kota Beriman sepertinya mesti bersiap menghadapi kekeringan. Ini setelah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Semarang, memprediksi kemarau tahun ini lebih panjang dan lebih luas dari tahun sebelumnya.

    Seiring dengan itu, warga juga diminta waspada terhadap bahaya kebakaran potensi kebakaran hutan dan lahan, suhu tinggi yang meningkatkan dehidrasi dan suhu dingin di malam hari.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kebumen, meneruskan informasi dari Kepala Stasiun Klimatologi Semarang, Ir Tuban Wiyoso MS mengatakan, hasil monitoring di Bulan Juni lalu beberapa daerah di Jawa Tengah sudah terpantau tak mengalami hujan selama lebih dari 31 - 60 hari, bahkan ada yang ekstrim karena lebih dari 61 hari.

    "Prospek Iklim untuk awal bulan Juli 2019 ini selama 10 hari kedepan diprakirakan potensi curah hujan rendah, sehingga potensi kekeringan di wilayah di Jawa Tengah akan lebih meluas dibandingkan dasarian sebelumnya," kata Kepala Badan Pelaksana BPBD Kebumen, Eko Widiyanto didampingi Bako Humas, Heri Purwoto, Sabtu.

    Pantauan Kebumen Ekspres, warga di sejumlah wilayah di Kebumen mulai kesulitan mengakses air bersih. Mereka bahkan sudah mulai menggunakan air sungai untuk keperluan mencuci.

    Di saat yang sama, para petani mulai kesulitan mengairi tanaman. Seperti terlihat di Desa Wonokromo Kecamatan Alian, para petani kesulitan mengairi tanaman palawija.

    Sukiman (55) salah satu warga Dukuh Gondangkeli RT 7 RW 2 Desa Wonokromo Kecamatan Alian, mengaku harus mengambil air dari aliran sungai Kedungbener agar dapat mengairi tanaman.

    Air itu, ia ambil menggunakan ember, lalu dipikul menuju lahan tanaman bawang merah di sawah miliknya yang berjarak 500 meter dari sungai. Begitupun dengan petani lain di wilayah tersebut.



    "Nggak punya mesin sedot jadi harus "ngangsu" (mengambil air) dari sungai," katanya ditemui Minggu (7/7).

    Warga setempat memilih menanami lahan dengan sejumlah palawija dan sayuran di musim kemarau ini. Di tengah kekeringan, mereka berharap tanaman seperti  jagung, timun, kacang hijau, kacang panjang, terong, cabai hingga bawang merah itu bisa tumbuh dengan baik.

    Namun, menurut Sikun, warga lain, tak semua warga menanami lahan. Sebagian memilih membiarkan begitu saja lahan tak ditanami.

    "Ya ada yang digarap, ada yang nggak tapi kebanyakan tidak digarap, hanya yang punya selang atau diesel saja dan sawahnya dekat dengan sungai," ujar Sikun.

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top