• Berita Terkini

    Rabu, 17 Juli 2019

    Insyaf, Anak Jalanan di Kebumen Bentuk Forum Mengaji

    KEBUMEN- Sepintas, tidak ada yang berbeda dari kegiatan mengaji di Pondok Pesantren Al –Hasani Jatimalang Jatimulyo Alian. Namun jika diamati dengan seksama santri yang mengaji ternyata tidak biasa. Mereka bukanlah santri yang sudah terbiasa melainkan anak jalanan.

    Dari busana yang dikenakan memang  tampak seperti santri pada umumnya. Mereka mengenakan kemeja hem, bersarung dan berpeci. Namun jika ditelisik, beragam cerita kerasnya hidup di jalanan telah mewarnai kisah kehidupan para santri tersebut.

    Pengasuh Ponpes Al Hasani Gus Asyhari Muhammad Al Hasani kepada Ekspres, Selasa (16/7/2019). Forum mengaji anak jalanan ini disebut dengan Forum Anak Jalanan Insyaf Mengaji (FAJIM). Mereka yang mengaji bukan hanya dari anak jalanan saja melainkan juga para preman insyaf. “Jumlahnya ada puluhan. Beberapa diantaranya ada yang bekas Gajah Oling dari Lampung,” tuturnya.

    Adanya FAJIM, lanjut Gus Hary, diharapkan dapat untuk meminimalisir aksi kejahatan di masyarakat. Sudah menjadi rahasia umum kalau kini angka kriminal semakin meningkat. “Dengan adanya siraman rohani, diharapkan mereka akan mampu memahami arti kehidupan,” katanya.

    Gus Hary yang kini juga menjabat sebagai Ketua Pagar Nusa Kebumen itu menegaskan, para anak jalanan sebenarnya sangat membutuhkan arahan dan sentuhan qolbu. Sehingga mereka dapat menjalani kehidupan yang lebih baik. Selain itu mereka juga butuh bersosialisasi dengan baik. Karena sejatinya jiwa manusia penuh dengan kebaikan. “Mereka kerap mendapat pandangan miring dari masyarakat. Hal itu juga yang membuat sulit untuk bersosialisasi dengan masyarakat umum,” ungkapnya.
    Gus Hary menambahkan kecerdasan akal masih bergantung dengan kejiwaan. Artinya jika kejiwaan manusia goncang akal yang cerdas pun ikut goncang. Intelektualisme goncang karena instabilitas rohani.

    Manusia sejati adalah yang memandang dengan rendah hati. Memandang dengan ketinggian bukanlah pandangan yang sebenarnya. “Mujahadah Rotibul Hadad juga rutin dilaksanakan setiap malam Rabu habis Maghrib. Ini untuk santri dan masyarakat. Mujahadah penting untuk mendekatkan manusia dengan sang pencipta,” katanya.

    Sementara itu salah satu anak jalanan yang ikut mengaji yakni Puji Tato mengaku dengan mengikuti pengajian di Ponpes Al Hasani pihaknya mampu kedamaian hidup. Hati dan pikiran pun menjadi tenang. “Saya menemukan ketenangan batin. Kini saya telah meninggalkan perbuatan-perbuatan yang meresahkan masyarakat. Dengan mengaji saya menjalani kehidupan yang lebih baik. Semula hati saya dipenuhi dengan kegelapan,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top