• Berita Terkini

    Kamis, 18 Juli 2019

    Cerita Fasha, Si Bocah Penjaga Kereta Api

    fotosaefurrohman/ekspres
    Cinta Mati, Namun Belum Kesampaian Naik KA



    Sama seperti halnya bocah atau anak kecil pada umumnya, Nazril Fasha Ramadhan (9) juga menyukai kereta api. Namun, Nazril Fasha bocah warga RT 2 Rw 2 Kelurahan Selang Kecamatan Kebumen itu bolehy dibilang tak hanya suka. Melainkan sudah "jatuh cinta mati" kepada kereta. Seperti apa kisahnya?
    ---------------------------------
    A Saefurrohman, Kebumen
    ---------------------------------
    GARA-gara kereta api, Nazril Fasha Ramadhan atau biasa dipanggil Fasha kini mulai banyak dikenal publik. Ini setelah videonya saat menjadi "penjaga palang pintu KA" sempat viral di media sosial. Hingga kemudian, anak pertama pasangan Febri Nuryanto (37) dan Nunik Widyahapsari (29) itu menarik minat para jurnalis untuk meliput kegiatannya.

    Daya tarik Fasha ini bermula saat sebuah video berdurasi 16 detik mendadak viral di media sosial. Dalam video tersebut terlihat Fasha terlihat tengah menghentikan kendaraan dengan sebatang bambu panjang didepan pintu perlintasan tanpa penjagaan di Dukuh Sijago Kelurahan Selang Kecamatan Kebumen.

    Tak ada rasa takut meski kereta hanya berjarak beberapa meter dari tubuh mungilnya. Bahkan saat kereta melintas ia melambaikan tangan seperti penjaga palang pintu resmi dan masisispun memberikan balasan klakson dan lambaian tangan kepadanya.

    Nunik Widyahapsari, mengatakan,  anaknya tersebut sudah menyukai kereta api sejak kecil. Bukan suka lagi tapi suka banget. "Setiap hari mainnya melihat kereta lewat," kata Nunik ditemui baru-baru ini.

    Kecintaan pada kereta api itu tak luntur, bahkan semakin menjadi-jadi saat Fasha tumbuh dan kini duduk di bangku sekolah dasar. Setahun terakhir, Fasha mendedikasikan dirinya untuk berjaga di pintu kereta. Awalnya sendiri, Fasha lantas mendapat teman Ahmad Zaini hasan (10) saat menjaga perlintasan KA.

    Ide menjadi penjaga pintu KA ini spontan. Berawal saat Fasha melihat proses pengerjaan jalur rel ganda. Saat itulah, Fasha melihat banyaknya kendaraan lalu lalang melintas tanpa ada palang penjagaan. Hingga ada kejadian pengendara sepeda motor tertabrak kereta. 

    Fasha lantas menjalankan tugasnya sebagai penjaga KA. Setiap hari, ia berjaga setelah pulang sekolah, persisnya dari pukul 13.00 sampai 17.00 WIB.  Pada liburan kemarin, Fasha bahkan dari pagi hingga sore hari berada di lokasi tersebut.


    Meski begitu, Fasha tak mengharap apapun dari masyarakat maupun PT KAI. Meski terkadang ada beberapa pengendara memberikan uang kepadanya. Namun uang tersebut ditabungnya untuk membeli buku.


    Tak salah sepertinya menyebut Fasha di Bocah Kereta Api. Di rumah, ia memiliki mainan kereta api dari kayu. Lengkap dengan rel bahkan maket kota. Mainan itu selalu menemani hari-harinya di rumah saat tak bertugas menjaga KA.

    Hebatnya lagi, kesibukan menjaga pintu KA tak membuat Fasha lupa akan kewajibannya. Seperti belajar dan beribadah. Bahkan, Fasha rajin mengumandangkan suara adzan di mushola yang hanya berjarak beberapa meter dari rumahnya. Ia selalu bergegas ke mushola saat masuk waktu sholat meski saat itu ia tengah berjaga di perlintasan KA.

    Ia segera mengambil air wudhu dan membuka semua pintu, menyiapkan tempat solat imam. Fasha juga tak canggung mengoperasikan audio speaker untuk Adzan.

    Meski ia sering berjaga di perlintasan kereta api, Fasha mengaku masih ada impian yang belum ia dapatkan. Yakni merasakan rasanya naik kereta api. "Belum pernah naik kereta, pernah main ke stasiun tapi hanya didepan saja," kata Fasha, kemarin (1/7/2019). (*)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top