• Berita Terkini

    Kamis, 16 Mei 2019

    Warga Semanding Tolak Pendirian SPBU

    imam/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Warga Desa Semanding Kecamatan Gombong, khususnya RT 4 RW 7 menolak adanya rencana pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Warga beralasan, pendirian SPBU hanya akan menguntungkan investor dan manfaatnya tidak dirasakan warga.

    Malah sebaliknya, warga khawatir situasi keamanan akan terganggu. Selain itu, keberadaan SPBU bakal dikhawatirkan akan mematikan usaha para penjual bensin eceran.

    Penolakan warga tersebut disampaikan  Ketua RT 4 RW 7 Desa Semanding Gombong Anton, saat menemui awak media di Balai Wartawan Kebumen, Rabu (15/5/2019).

    Menurut dia, sudah ada 21 orang yang telah membubuhkan tanda tangan tidak sepakat adanya pembangunan SPBU tersebut. “Warga sepakat untuk menolak,” tutur Anton yang kemarin bersama dua warga lain, Abia (69) dan Tomi Murdiat (47).

    Ketiganya menyampaikan, adanya rencana pembangunan SPBU membuat warga mulai resah. Jika hal ini tetap berlangsung maka penolakan dapat semakin kencang. Hal ini lantaran bagi pedagang eceran, berjualan sudah merupakan urusan perut. “Ini urusan perut, jika diterus-teruskan berpotensi terjadi bentrokan,” jelasnya.

    Selain soal ekonomi, penolakan pendirian SPBU juga berkaitan dengan faktor keamanan. Dimana didekat lokasi SPBU hanya tedapat jalan kecil. Ini akan sangat berbahaya saat ada kegiatan-kegiatan besar seperti tahun baru, malam lebaran atau pesta kembang api.

    “Misalnya ada pesta kembang api, atau pawai obor, ini sangat berbahaya. Untuk itu warga menokal adanya rencana pembangunan SPBU,” tegasnya.

    Dalam hal ini Anton beserta warga mengaku telah berulang kali menghubungi dinas terkait. Kendati demikian hingga kini belum ada kesempatan untuk dapat bertemu dengan kepala dinas. Meski mengaku berulang kali mendatangi dinas, namun tidak punya kesempatan untuk dapat bertemu.

    “Harus kemana lagi kami menyampaikan aspirasi ini. Saat ini kami hanya dapat menyampaikan ke media agar dapat menyuarakan aspirasi warga kami,” terang Anton.

    Pihaknya menambahkan, kini lokasi yang akan digunakan untuk pembangunan SPBU sudah dibersihkan. Jika persoalan ini tidak kunjung ada titik temu, bentrokan fisik bisa saja terjadi. Untuk itu pihaknya berharap sesegara mungkin ada solusi dari pemerintah. “Ini berdiri di tanah swasta. Pembangunan SPBU tidak menambah perbaikan untuk masyarakat maupun desa,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top