• Berita Terkini

    Selasa, 07 Mei 2019

    20 Sekolah di Kebumen Bakal Menjadi Sekolah Inklusi

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Sebanyak 20 sekolah di Kabupaten Kebumen akan menjadi sekolah inklusi. Adanya sekolah inklusi diharapkan dapat membangun kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.

    "Sekolah inklusi diharapkan membuat masa depan anak berkebutuhan khusus lebih baik. Sekolah ini membekali anak untuk bisa hidup mandiri dalam hidupnya yang dengan segala kekurangan dan kelebihannya,"  kata Wakil Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto saat melaunching penyelenggaraan sekolah inklusi di Pendopo Bupati Kebumen,  Sabtu (4/5/2019). 

    Di Kebumen, sekolah inklusi akan diterapkan di 20 sekolah dan madrasah. Jenjang SD/MI masing-masing SD 1 Surotrunan Alian, SD Pecarikan Prembun, SD 2 Logandu Karanggayam, SD Kaligubug Padureso, SD Podourip Petanahan. Selanjutnya SD Tanjungseto Kotowinangun, SD 1 Bumirejo Kebumen, SD 2 Pejagoan, SD 3 Bumiagung Rowokele, SD 1 Semondo Gombong, SD Muhammadiyah Karanganyar, dan MI Maarif Sidomulyo.

    Sementara Jenjang SMP/MTs akan diterapkan di 8 titik yaitu SMP 1 Kutowinangun, SMP 1 Poncowarno, SMP 2 Prembun, SMP 4 Kebuumen, SMP 3 Gombong, SMP 1 Pejagoan, SMP IT Logaritma Karanganyar, MTs 6 Puring.

    Dengan adanya sekolah inklusi, Wabup Arif berharap tidak akan ada lagi pengucilan dan bully terhadap anak berkebutuhan khusus (difabel). Selain itu juga perlu komitmen ada dari semua pihak. Ini  berkaitan dengan keberlangsungan pendidikan anak-anak difabel dan sekolah inklusi. "Saya berharap tidak lagi ada bully dan pengucilan di lingkungan sekolah terutama untuk difabel," kata Arif.

    Di sisi lain, keberadaan sekolah inklusi bukan berarti mengurangi peran SLB yang selama ini menjadi pilihan bagi para penyandang disabilitas menempuh pendidikan. Ke depan SLB akan diposisikan sebagai sistem pendukung bagi tercapainya pendidikan inklusif.

    "SLB tidak lagi sebagai skema utama dalam penyelenggaraan pendidikan bagi penyandang difabilitas. Ini diharapkan mewujudkan kesempatan anak berkebutuhan khusus mengikuti proses pendidikan bersama dengan siswa normal," kata Arif.

    Adanya kediapan penyelenggaraan pendidikan inklusi di Kebumen juga mendapat apresiasi dari  Kasubdit Kurikulum Direktorat Pendidikan Khusus dan Layanan Pendidikan Khusus Kemendikbud RI Tita Sri Haryati.

    Pendidikan inklusi harus terjadi sinergi baik penyelenggara, orang tua, masyarakat maupun pelajar di dalamnya. "Jangan ada bully, pelabelan si hitam, si kriting dan lain sebagainya," ucapnya.

    Launching dan persemian tersebut dibarengkan dengan seminar Madsekin Gemragah yang ditujukan untuk para pendidik di sekolah inklusi. Seminar dilaksanakan dengan menghadirkan dua narasumber. Mereka juga memiliki latarbelakang berkebutuhan. Keduanya yakni seorang Peneliti Indef Jakarta Rusli Abdullah dan Mahasiswa TI UNS Surakarta Pramuditiya Dian Prameswara. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top