• Berita Terkini

    Rabu, 10 April 2019

    Tolak "Diskriminasi," Komunitas Laskar Kretek Ajak Edukasi Perokok

    saefur / Ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Keberadaan komunitas kini tak sekedar hanya silaturahmi dan kumpul-kumpul saja. Kini, komunitas menjadi elemen yang penting untuk melakukan edukasi. Salah satunya yang dilakukan komunitas Laskar Kretek Kebumen ini.

    Komunitas ini terdiri dari para penggemar rokok kretek di Kebumen. Dalam rangka mengedukasi warga masyarakat, mereka menggelar kegiatan nongkrong bareng di kedai Kopi Wedangan Nyamleng, Kantor Pos Kebumen, Sabtu (6/4/2019). Tak sekedar penggemar rokok kretek, hadir pula komunitas motor, Karangtaruna, dan sejumlah komunitas lain di Kebumen.

    Tak hanya itu, kegiatan bertajuk tongkrong budaya itu juga menampilkan aneka macam produk kreatif. Seperti produk anyaman daun pandan dan makanan ringan. Ditambah penampilan Grup musik Gendhing Bodho dari Kecamatan Karanganyar, suasana semakin gayeng.  Dialog interaktif pun cair dengan pemateri dari Komunitas Kretek, Aditia Purnomo.

    Menurut Aditia, rokok kretek yakni rokok yang diracik dengan menggunakan perpaduan antara tembakau dan cengkih. Kretek terdiri dari Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang dibuat dengan menggunakan tangan atau manual dan Sigaret Kretek Mesin (SKM) yang dibuat dengan menggunakan alat mesin atau rokok filter. Untuk SKM dibagi menjadi dua jenis, yakni SKM reguler dan SKM mild. "Gerakan kita ini fokus pada advokasi dan edukasi konsumen rokok kretek," jelasnya.

    Dalam kegiatannya, mereka konsen memberikan advokasi, khususnya terhadap hak konsumen. Seperti penyediaan kawasan atau ruang merokok yang memadai dan pengawalan regulasi berkenaan dengan rokok kretek. Menurutnya, hingga saat ini penyediaan kawasan atau ruang merokok untuk konsumen rokok di tempat-tempat umum masih terkesan diskriminatif.

    Sebuah regulasi, lanjutnya, dibuat untuk mengakomodir hak-hak banyak orang. Perokok, katanya juga memiliki hak yang sama.  "Konsumen rokok juga punya hak dapat merokok di tempat yang nyaman. Tanpa diskriminasi. Idealnya, KTR di tempat umum sebaiknya beratap, tempat duduk yang nyaman serta dilengkapi dengan asbak," ujarnya.
    Dari sisi edukasi, pihaknya juga tak henti-hentinya mengajak dan memberikan pemahaman kepada para konsumen rokok agar tidak merokok sembarangan dan menghormati orang lain yang tidak merokok. Pihaknya juga senantiasa mengkampanyekan bagaimana menjadi perokok yang santun dan bertanggungjawab.

    "Kita selalu mengajak para konsumen rokok agar selalu santun dan bertanggungjawab. Tidak membuang putung rokok sembarangan, tidak merokok sambil berkendara, tidak merokok di dalam kendaraan umum dan di tempat-tempat yang dapat mengganggu ataupun membahayakan orang lain," tandasnya.

    Berkaitan dengan isu kesehatan, Aditia berpendapat, sehat atau tidaknya seseorang itu tergantung bagaimana seseorang menjaga keseimbangan dalam tubuhnya. Tak hanya rokok, banyak makanan ataupun minuman yang di dalamnya mengandung resiko kesehatan seperti gula. Orang yang banyak mengkonsumsi gula juga mempunyai resiko kesehatan bagi dirinya.

    Dari sudut pandang ekonomi politik, fenomena rokok di Indonesia sangat berkaitan dengan perang dagang multinasional. Perang dagang itu antara produk kretek Indonesia sebagai komoditas yang berkualitas dan punya nilai ekonomi besar dengan produk rokok dari perusahaan raksasa asing yang ingin menguasai pasar rokok di Indonesia.

    "Angka konsumen rokok di Indonesia sangat tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara lain. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tembakau di dunia yang kualitasnya tak diragukan lagi. Dampak perang dagang itu kemudian akhir-akhir ini muncul rokok elektrik dan produk-produk lain yang dinilai lebih aman untuk kesehatan," paparnya.

    Sementara itu, ketua panitia penyelenggara, Danang mengungkapkan, kedepan Laskar Kretek di Kebumen akan menggelar berbagai kegiatan sosial dan budaya, khususnya dalam rangka mengadvokasi dan mengedukasi konsumen rokok kretek. (fur/cah)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top