• Berita Terkini

    Sabtu, 27 April 2019

    Pasar Koplak Kebumen, Riwayatmu Dulu hingga Sekarang

    Saefur Rohman / Kebumen Ekspres

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Pemkab Kebumen melalui dinas terkait bakal merevitalisasi Pasar Burung atau biasa dikenal dengan Pasar Koplak. Tak hanya soal rencana rehab, cerita soal pasar Koplak ini juga menarik.

    Bukan hanya namanya yang unik.Koplak bukan berarti "bodoh" atau pengertian negatif lainnya. Pasar yang dulunya pangkalan andong Dokar ini sejak tahun 1980an dijuluki sebagai Koplak Dokar. Dari situlah, nama Pasar Koplak berasal.


    Bagi sebagian besar masyarakat Kabupaten Kebumen, Pasar Koplak merupakan tempat yang sangat familiar. Bahkan, menjadi "pasar kenangan" Khususnya bagi mereka yang menempuh pendidikan SLTA di era 1980 sampai 1990an.

    Di pasar ini, warga masyarakat bisa mencari barang kebutuhan. Beraneka ragam disajikan di dalam pasar ini mulai menjual dan membeli barang bekas, jual beli burung merpati hingga tempat pangkas rambut serta kebutuhan lain termasuk makanan.

    Yang tak boleh untuk tidak ditulis, deretan warung makan di bagian belakang mengingatkan khas rasa isi perut anak - anak SMA kala itu.  Tempat ini dulunya menjadi favorit anal-anak SMA sebagai tempat nongkrong bahkan bersembunyi karena membolos dari sekolah. Di Pasar Koplak, para remaja itu bisa menikmati menu khas seperti sop, nasi rames lengkap dengan tempe goreng yang berukuran besar.

    "Dulu saat saya SMA sering makan di sini. Kadang dulu juga sempat banyak teman yang mbolos disini, pokoknya penuh kenangan," kata Ahmad Rinaldi (35) warga Desa Krakal Kecamatan Alian.

    Kenangan serupa juga disampaikan Sariam (77) warga Desa Klirong Kecamatan Klirong. Pria yang berjualan "Krusu" (wadah untuk membawa ) ayam dan burung merpati itu dulu kerap tidur ditempat jualannya. Ia juga menceritakan sebelum pasar koplak didirikan pada awalnya tempat itu merupakan lahan sawah yang subur.  "Sering tidur disini, kadang jaga pasar hingga sering juga mergoki maling yang hendak mencuri," katanya menggunakan bahasa jawa.


    Sukaesih (58), pedagang yang sudah mangkal di Pasar Koplak sejak tahun 1992, mengatakan kondisi pasar koplak kala itu sangat ramai.

    Di era 1990-an, ia bisa menghabiskan beras 80 kg dalam sehari untuk melayani konsumen yang terus berdatangan. Konsumennya, kata Sukaesih, mayoritas anak - anak sekolah.

    Namun situasi itu "tinggal kenangan"  bagi para pedagang. Seiring menjamurnya kafe di Kota Beriman, Pasar Koplak kini tak lagi seramai dulu.

    ."Dulu sebelum ada cafe banyak anak - anak sekolah makan disini, tapi sekarang era jaman modern mulai berkurang, jika dulu bisa masak nasi hingga 80 kg sehari sekarang paling 10 sampai 15 kg sehari," kenangnya.

    Sejumlah pedagang mengaku sudah tahu, Pasar Koplak bakal direhab. Bahkan, mereka sudah diminta mengosongkan lapak. "Katanya mau diperbaiki, kami diberi waktu sampai tanggal 10 Mei bulan depan untuk pindah ke Stanplat," kata Lisa (24) salah satu pedagang baju warga Bojongsari Kecamatan Alian


    Sebelumnya, Kepala UPTD Pasar II Bambang Cahyonobakal direvitalisasi alias direhab.  Terkait hal itu, para pedagang yang mangkal di Pasar Koplak akan direlokasi sementara. Pertanggal 10 Mei 2019, pasar koplak sudah harus bersih dari aktivitas pedagang.

    Rehab Pasar Koplak lebih bersifat mempercantik. Konsep pasar tetap akan seperti semula alias tidak ada perubahan. Namun, kios yang saat ini terlihat tua dan beberapa sudut yang terlihat kumuh akan dipercantik.

    Selain itu, bagian depan pasar Koplak  akan diubah. Yakni pada lokasi penjualan burung yang akan dimundurkan. Nantinya, ruang yang tercipta akan dibuat untuk parkir kendaraan dan taman. Jadi, nantinya parkir kendaraan tidak lagi berada di badan jalan Kusuma seperti saat ini..(fur/cah)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top