fotosaefur/ekspres |
Seperti diberitakan, warga untuk kesekian kalinya, kembali menolak kegiatan pengajian yang digelar MTA di Desa Sidomukti, Kecamatan Adimulyo, Kamis (28/2/2019). Massa berjumlah ribuan, berkumpul di Desa Sidomukti, Kecamatan Adimulyo. Mereka menghadang jamaah MTA yang diperkirakan bakal menggelar pengajian di wilayah tersebut.
Kuasa Hukum Masyarakat Desa Sidomukti Yuli Ikhtiarto SH mengatakan, aksi warga sebagai reaksi atas sikap MTA yang bergeming meski sudah ditolak warga seja November 2018. Yakni sejak di Desa Kemujan, kemudian Adikarto dan sekarang Sidomukti. Bahkan pada Kamis (21/2) lalu, sempat terjadi bentrokan antara warga dan jemaah MTA.
Terkait hal itu, Yuli meminta kepada jajaran Polres dan Bupati Kebumen untuk segera memroses hukum kegiatan Kajian MTA yang dilaksanakan di Desa Kemujan.
Pasalnya menurut Yuli, adanya persoalan di Desa Adikarto dan Sidomukti, merupakan sebuah dampak dari persoalan di Desa Kemujan yang belum diselesaikan secara tuntas. “Kalau waktu itu permasalahannya diselesaikan secara tuntas tentunya tidak berdampak hingga seperti ini,” tegasnya, Kamis (28/2/2019).
Yuli juga menegaskan, pihaknya akan melaporkan adanya kepada Polres Kebumen terkait bentrokan yang terjadi beberapa waktu lalu. Adanya bentrokan itu, membuat beberapa warga Sidomukti menderita luka.
“Kami akan melaporkan besok pagi (hari ini Jumat (1/3). Hingga kini beberapa luka yang dialami warga belum sembuh meski sudah sepekan lamanya,” ucapnya.
Sebelumya, Kapolres Kebumen, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Robertho Pardede, menghimbau agar semua pihak menahan diri terkait persoalan warga dengan jamaah MTA.Bila tidak, Kapolres khawatir akan terjadi gesekan diantara kedua belah pihak yang berkonflik. (mam/cah)