• Berita Terkini

    Rabu, 13 Maret 2019

    Pengisian Wabup Diminta Jauhi Politik Transaksional

    Marsino
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)– Pelaksanaan pemilihan wakil bupati antar waktu yang direncanakan akhir Maret ini masih terikat visi misi bupati periode 2016 - 2021. Sehingga, proses pelaksanaannya pun harus mampu mengimplementasikan strategi untuk pencapaian visi misi tersebut.


    Menurut Mantan Ketua Karang Taruna Kabupaten Kebumen, Marsino, jika mencermati  visi misi bupati Muhammad Yahya Fuad – Yazid Mahfudz saat Pilkada 2015 silam,  maka strategi pertamanya yakni membangun sistem politik yang demokratis dan berkeadaban.


    "Oleh karena itu,  dalam proses pengisian wakil bupati antar waktu ini, semestinya juga mencerminkan politik yang demokratis dan berkeadaban," kata  Marsino usai mengikuti Diskusi Warung Debuz di Alun-alun Kebumen, Selasa (12/3/2019).


    Dalam konteks demokratis dan berkeadaban, lanjut Marsino yang juga aktivis BUMDes itu, tentunya proses politik tersebut sudah bisa diimplementasikan. Dari mulai penjaringan calon wakil bupati antar waktu, pengajuan dua nama kepada bupati, hingga pemilihan di DPRD.


    "Proses yang dimaksud adalah dengan memberi ruang, bukan mengunci dari hasil transaksi. Di dalam ruang itu pun terdapat kreasi yang bisa dinikmati dalam suasana riang gembira penuh cahaya. Jauh dari ruang gelap penuh tipu daya," tandasnya.

    Marsino pun mengungkit para pemimpin pendahulu sejak masa Badranala, di mana telah memberikan suri tauladan yang baik, tentang bagaimana menjadi seorang pemimpin sejati, yang tidak hanya bisa memimpin, tapi juga bisa dipimpin.


    Dan Haji Ooemar Said (HOS) Cokroaminoto pun telah menyampaikan tentang Trilogi Politik, yakni semurni-murni tauhid, setinggi-tinggi ilmu, dan sepintar-pintar siasat.


    "Jangan sampai seorang pemimpin itu milik anggendong lali, artinya hanya ingin kekuasaannya, tapi tidak tahu memimpinnya. Atau hanya ingin kedudukannya, tapi tidak tahu perjuangannya," tutur Marsino yang menyitir pernyataan Kaki Soekarno.

    Karena itu, ketika memainkan strategi dengan membangun sistem politik yang demokratis dan berkeadaban sesuai visi misi bupati sebelumnya, maka calon wakil bupati antar waktu yang diusung pun dituntut mampu mewujudkannya.


    Di samping itu tidak melakukan praktik politik transaksional, yang hanya menciderai demokrasi dan jauh dari kata berkeadaban. Selanjutnya, calon tersebut harus bisa menawarkan solusi untuk kebangkitan Kebumen menuju arah yang lebih baik.(cah)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top