• Berita Terkini

    Sabtu, 23 Maret 2019

    Kaum Difabel Dilatih Tanggap Bencana

    Saefur Rohman / Kebumen Ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Kabupaten Kebumen menjadi salah satu daerah rawan terjadi bencana. Oleh karena itu, kesiapsiagaan semua elemen masyarakat tanpa terkecuali diperlukan. Termasuk para penyandang disabilitas.

    Atas dasar itulah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kebumen melakukan kegiatan pelatihan penanggulangan bencana bagi kaum disabilitas. Kegiatan tersebut digelar di Hotel Candisari Karanganyar, Kamis (21/3/2019).

    Sebanyak 30 peserta yang terdiri dari siswa SLB Kebumen, unsur guru SLB se Kabupaten Kebumen, serta organisasi sosial penyandang disabilitas mengikuti kegiatan tersebut. Adapun pemater, fasilitator BPBD Provinsi Jawa Tengah dan dan Unit Layanan Inklusif Disabilitas (Lidi) Jawa Tengah.

    Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kebumen, Drs Eko Widianto, mengatakan kegiatan tersebut merupakan salah satu langkah BPBD Kebumen untuk memulai melakukan penanggulangan bencana pada kelompok inklusi. Hal itu bertujuan untuk menggugah kesadaran para penyandang disabilitas agar sadar bencana.

    "Ini menjadi salah satu langkah pertama bagi BPBD Kebumen sebagai proses pembelajaran untuk kaum difabel," kata Eko kepada Ekspres kemarin.
    Pelatihan ini, kata Eko, baru menjadi titik awal. Ke depan, BPBD bakal menekankan pentingnya kesadaran bagi para penyandang disabilitas bila terjad bencana. Apalagi, penyandang disabilitas termasuk kelompok masyarakat yang sangat rentan bila terjadi bencana.

    "Setelah mengikuti pelatihan ini, kami berharap para penyandang disabilitas mampu menyiapkan diri sendiri. Bahkan kedepan mereka bisa dilibatkan menjadi relawan. Hal itu dengan harapan bisa membantu rekan difabel yang lain. Secara bertahap kami akan terus mendampingi kaum difabel. Nantinya, kami berhadap  bisa membentuk sebuah layanan inklusi difabel ditingkat Kabupaten Kebumen," papar Eko.

    Hingga saat ini, belum banyak kabupaten kota yang memiliki layanan inklusi. Di Jawa Tengah, baru ada 8 kabupaten yang telah membentuk layanan inklusif. Layanan ini akan menyediaka selter pengungsian pada saat darurat bencana. Shelter ini bisa diakses penyandang disabilitas dan memiliki peran memenuhi kebutuhan inklusi sehingga para penyandang disabilitas bisa melakuka aktifitas sesuai kemampuan masing - masing saat terjadi bencana," kata Eko.(fur)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top