• Berita Terkini

    Rabu, 06 Februari 2019

    Pasien Keluhkan Layanan RSUD Kebumen

    fotosaefur/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-  Keluarga mana yang tak sedih saat buah hati yang masih dalam kandungan meninggal. Itupula yang dirasakan pasangan suami istri R Herawati (33)-Khamidan (29), warga Desa Kedungwaru Kecamatan Karangsambung.

    Buah hati R Herawati-Khamidan meninggal di RSUD Dr Soedirman, Kabupaten Kebumen, Minggu (3/2/2019). 

    Penuturan Disam, kerabat Herawati, kejadian itu berawal saat R Herawati dengan diantar sang suaminya Khamidan, datang ke RSUD Dr Soedirman Kebumen, Sabtu (2/2) pagi. Mereka ke rumah sakit, karena Herawati yang sudah mengandung 9 bulan, terasa akan melahirkan.

    Tiba di RSUD di Kebumen Sabtu jam 5.00, Herawati mendapat nomor antrian 3. Sampai disini, menurut Disam, bayi dalam kandungan masih aktif bergerak. Sekitar pukul 11.00 WIB, Herawati masuk ruangan bersalin. Saat itu, bayi diketahui sudah tak bergerak. Hingga Sabtu sore, 18.30 WIB, baru mendapat penanganan medis, yakni dipacu.



    "Saat antri di ruang ICU disuruh menunggu. Katanya masih ada pasien yang lebih darurat," kata Disam, ditemui Ekspres di depan ruang bersalin RSUD Dr Soedirman, Minggu (3/2).



    Keluarga mengungkapkan, mereka pasrah dengan meninggalnya buah hati Herawati. Namun demikian, mereka mengeluhkan lambatnya penanganan dari pihak rumah sakit. Disam mengatakan, Herawati yang datang ke rumah sakit dari Sabtu (3/2) pagi sekitar pukul 05.00 WIB, baru mendapat penanganan Minggu (3/2)sekitar pukul 19.00 WIB.

    "Menurut kami ini penanganan rumah sakit yang lelet. Sudah dua hari satu malam baru mendapat penanganan tadi," keluh Disam.

    Kasie keperawatan RSUD dr Soedirman, Sapto, mewakili bagian medis mengatakan, terkait penanganan dan pelayanan yang diberikan kepada korban Herawati sudah sesuai pelayanan dan Standar Oprasional Prosedur (SOP).

    Berdasarkan laporan medis, bayi sudah meninggal sejak korban datang periksa USG di Poliklinik RSUD dr Soedirman.

    "Soal korban di rawat di ICU itu tidak benar. Korban datang tidak langsung ke UGD tapi melalui rujukan, dan rujukan itu korban malah antri di Poliklinik sementara Poliklinik buka pukul 08.00 WIB. Kami menangani secara medis pada pukul 11.00 WIB bayi sudah dalam keadaan IUFD Intra Uterin Fetal Dead  atau meninggal," katanya kepada Ekspres Senin (4/2) siang.

    Sapto memambahkan korban melahirkan anak pertamanya berjenis kelamin perempuan dengan berat 2670 gram dengan panjang 48 cm pada Senin 5 Februari 2019 sekitar pukul 09.45 WIB dalam keadaan meninggal. "Mengetahui bayi sudah meninggal di dalam dan posisinya kaki di bawah (sungsang) kami berupaya penanganan secara hati - hati karna sangat beresiko kepada sang ibu."

    "Awalnya kami beri pacu Induksi kandungan. Namun keluarga minta operasi. Saat persiapan operasi yang rencana dilakukan pada pukul 10.00 WIB, justri bayi sudah keluar secara normal pada pukul 09.45 WIB dengan kondisi kulit bayi sudah mulai mengelupas atau bayi sudah mulai membusuk di dalam kandungan," ujarnya.

    Sapto menambahkan adanya kejadian itu disebabkan banyak faktor mulai dari kegiatan sehari - hari sampai penanganan pertama sang ibu namun pihaknya memastikan kondisi bayi tersebut telah meninggal saat sebelum dibawa ke RSUD. "Yang jelas bayi lahir sungsang, yang harusnya bagian kepala lebih dulu ini terbalik bayi keluar kaki duluan, namun sejauh ini kondisi sang ibu sehat," ungkapnya.

    Untuk menjamin kesehatan Herawati pihak RSUD dr Soedirman juga melakukan penanganan medis untuk menjaga infeksi akibat bakteri dari sang bayi. Keluarga, kata Sapto, sudah ikhlas dan menganggap kejadian ini sebagai musibah. (fur)



    Berita Terbaru :


    Scroll to Top