• Berita Terkini

    Rabu, 20 Februari 2019

    KPU Siapkan Hal Baru Untuk Debat Ketiga

    JAKARTA – Debat pilpres edisi kedua 17 Februari lalu memang banjir kritikan soal gaduhnya pendukung di ruang debat. Namun, untuk pelaksanaan secara keseluruhan, debat kali ini lebih baik ketimbang sebelumnya. Rencananya, hari ini KPU akan mengevaluasi pelaksanaan debat tersebut. Juga menyiapkan debat ketiga yang mempertemukan para cawapres.


    Ketua KPU Arief Budiman menuturkan, hari ini pihaknya akan mengundang moderator, tim kampanye, dan televisi penyelenggara. Namun, kedua moderator sudah mengonfirmasi tidak bisa hadir. Karena itu, kemarin (19/2/2019) Tommy Tjokro dan Anisha Dasuki datang ke KPU untuk memberikan sejumlah catatan terkait pelaksanaan debat.

    Menurut Arief, salah satu hal yang menjadi masukan adalah kapan sebaiknya moderator menerima pertanyaan dari panelis. Sehingga moderator memiliki waktu untuk menerjemahkannya ke dalam diksi yang tepat namun tetap meminimalisir tudingan soal bocor.


    Kemudian juga soal pelaksanaan dari segmen 1-6. ’’Apakah kita dalam meghitung waktu itu kelebihannya dihitung juga, dan lain-lain,’’ ujarnya di KPU kemarin. Catatan itu akan dibahas bersama tim sukses paslon dan televisi penyelenggara. Khususnya yang akan menyelenggarakan debat ketiga. Apakah memang perlu ada perubahan dalam manajemen waktu menjawab pertanyaan.


    Debat ketiga direncanakan berlangsung 17 Maret mendatang. temanya adalah pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, serta Sosial dan kebudayaan. Pada debat kedua yang bertarung adalah para capres. Pada debat ketiga, giliran para cawapres yang head to head. Bila tidak ada perubahan, rencananya debat tersebut juga diselenggarakan di hotel Sultan.


    Arief memastikan ada hal baru yang akan disajikan dalam debat ketiga nanti. Namun, dia menolak untuk menjelaskannya kepada awak media. "Besok (hari ini) saja saya buka setelah evaluasi, " lanjutnya. Pihaknya akan membicarakannya lebih dahulu dengan pihak penyelenggara maupun timses paslon.


    Sementara itu, Komisioner KPU Viryan Azis menyatakan bahwa pihaknya tidak hanya mendapatkan masukan. Apresiasi juga masuk dari sejumlah pihak atas penyelenggaraan debat kedua. "Sejumlah pihak mengatakan jauh lebih baik dari sebelumnya,’’ terangnya. Itu menunjukkan bahwa memang ada perbaikan yang dilakukan setelah debat pertama.


    Dia enggan berkomentar mengenai konten debat yang disampaikan para capres. Menurut dia, porsi KPU adalah penyelenggaraan debat. Termasuk di dalamnya membuat tata tertib. "Kontennya silakan masyarakat yang menilai, karena itu sudah domain politis," lanjut mantan KOmisioner KPU Kalbar itu.


    Mengenai komplain di tengah debat, Arief mengakui memang ada. Namun, bagaimanapun debat harus tetap berjalan. "Kalau ada keberatan silakan saja. kan ada Bawaslu juga di situ hadir," ucap Arief. Sejak awal debat, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Bawaslu. Porsi KPU menyelenggarakan, sementara Bawaslu mengawasi jalannya debat.


    Begitu pula mengenai perdebatan capres di segmen keempat yang dianggap tidak mampu memaksimalkan waktu. Arief mengatakan, lebih baik masyarakat yang menilai. Yang terpenting KPU sudah memberikan ruang bagi mereka untuk berdebat dengan lebih eksploratif.

    Bahkan, yang tadinya direncanakan hanya ada satu tema untuk segmen keempat, diubah menjadi dua tema. Karena waktu 16 menit memperdebatkan satu tema dianggap terlalu lama. Sehingga dibagi masing-masing delapan menit.


    Sementara itu, Tommy Tjokro menjelaskan, salah satu masukan untuk KPU berkaitan dengan tampilan overtime masing-masing capres. "Ini menjadi perbincangan kami apakah next (berikutnya) perlu ditampilkan overtime-nya atau tidak," ujarnya. Sebab, tampilan itu membuat masyarakat bingung.


    Anisha lebih menyoroti soal dua fishball berbeda untuk setiap dua tema yang digabung. "Capres boleh mengambil dari fishball manapun dan tidak boleh dari fishball yang sama," ujarnya.

    Keduanya berisi tema berbeda. Sumber daya alam dipisahkan dengan lingkungan hidup, sementara energi dibedakan dengan pangan.


    Tujuannya, agar semua tema dibahas. Pihaknya juga tidak mengetahui tema apa ditaruh di fishball mana. Pada praktiknya, para capres memutuskan untuk mengambil fishball yang posisinya lebih dekat dnegan mereka meskipun bisa mengambil dari yang dekat dengan lawannya. (byu)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top