• Berita Terkini

    Jumat, 25 Januari 2019

    Mencuatnya Prostitusi di Kalangan Pelajar Harusnya Jadi Bahan Evaluasi

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Adanya pemberitaan terkait prostitusi online tak luput dari pantauan Pengamat sosial Braindilog Sosiologi Indonesia Teguh Hindarto SSos. Menurutnya dalam tersebut, tidak perlu bertindak naif dengan menyalahkan perkembangan teknologi informasi.

    Melainkan menjadikan semua pihak baik orang tua, institusi pendidikan untuk melakukan evaluasi. Salah satunya, membiasakan berkomunikasi secara terbuka dengan anak dan siswa. "Sehingga dapat melihat perubahan-perubahan pada kepribadian pelajar. Dengan demikian dapat dilakukan pencegahan sedini mungkin dalam melakukan pendampingan," katanya.

    Menurut Teguh adanya perkembangan teknologi informasi atau disebut juga dengan "revolusi digital" atau "revolusi industri 4.0" memang mengubah landskap kehidupan. Baik itu dari segi sosial, budaya, politik, ekonomi maupun lainnya. Dalam hal ini interaksi sosial tidak lagi terikat pada pertemuan secara fisik melainkan secara virtual melalui jejaring media sosial.

    Kini untuk mengakses pengetahuan berupa buku, tidak lagi harus membeli pada sebuah toko. Melainkan dapat memesan secara on line melalui sejumlah penyedia jasa aplikasi. Bahkan sudah tidak jangan jika kini membeli makanan pun dilakukan secara online.

    “Jika cuaca hujan dan kita membutuhkan sejumlah makanan, maka cukup memesan melalui aplikasi tertentu yang dapat diunduh melalui smartphone. Dengan ini kita dapat memesan makanan tanpa harus bersusah payah keluar rumah dan kehujanan,” tuturnya, Kamis (24/1/2019).

    Dengan demikian lanjutnya, pemanfaatan teknologi informasi khususnya aplikasi digital sudah dilaksanakan untuk berbagai kebutuhan. Misalnya wisata, makanan, transportasi, layanan kesehatan dan lain sebagainya.

    Adanya kemajuan teknologi juga mengubah landskap transaksi penyedia jasa kebutuhan seksual. Ini semula harus melibatkan kehadiran dan interaksi langsung. Namun kini cukup dengan menggunakan aplikasi on line. Pemesan lebih memiliki peluang memilih orang dan tarif sesuai yang diinginkan,” katanya.

    Adapun berkaitan denngan alasan mengapa pelajar tertarik dengan praktik prostitusi on line, Teguh mengatakan masih perlu dilakukan riset yang mendalam.
    Apalagi, sejauh ini belum ada data yang pasti berapa persisnya jumlah pelajar dalam prostitusi on line ini.

    Namun demikian, Teguh mengungkapkan bisa saja fenomena prostitusi di kalangan pelajar dipicu faktor ekonomi. Tuntutan untuk memiliki produk modernitas seperti gadget, kendaraan, rumah, kemewahan, kenyamanan dan lain sebagainya, bisa jadi salah merupakan penyebab para pelajar mengambil jalan pintas untuk mendapatkan semua itu.
    “Eksistensi dirinya ditentukan oleh apa yang dia bisa miliki. Dengan memiliki komoditas tertentu, mereka terhubung dengan simbol-simbol modernitas,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top