• Berita Terkini

    Senin, 07 Januari 2019

    Faiz Alauddien Reza Mardika, Dokter yang kini Jadi Komisaris Perusahaan

    Faiz Alauddien Reza Mardika/fotosaefur/ekspres
    Temukan "Passion" sebagai Pengusaha, Berjuang Berdayakan Penyandang Disabilitas
    Profesi dokter menjadi cita-cita awal dr Faiz Alauddien Reza Mardika. Sebagai pemuda berprestasi, cita-cita itu sudah diraihnya. Namun, Tuhan sepertinya memiliki rencana lain. Kini, dokter berusia 26 itu malah menjadi pengusaha dan mengelola perusahaan. Seperti apa perjalanan hidup tokoh muda yang selama ini dikenal sebagai pejuang kaum disabilitas di Kebumen tersebut?
    --------------------------------------
    Tim Kebumen Ekspres, GOMBONG
    ---------------------------------------
    TAK ada lagi baju serba putih-putih dikenakan Faiz Alauddien Reza Mardika. Juga bangsal-bangsal pasien di rumah sakit. Sebagai gantinya, ruang kerja dan jajaran karyawan di kantor PT Tradha di Kota Gombong.

    Saat ditemui Tim Kebumen Ekspres, pria yang akrab disapa dr Reza itu mengungkapkan, tak lagi menjalani hari-harinya sebagai dokter. Dalam enam bulan terakhir, dr Reza mengelola PT Tradha Grup, kerajaan bisnis milik ayahnya, Mohammad Yahya Fuad. Ya, dr  Reza yang putra Mantan Bupati Kebumen Mohammad Yahya Fuad itu kini telah menjadi penerus usaha sang ayah.

    Pria yang baru saja merayakan ulang tahun ke-26,  pada 19 Desember 2018 lalu itu menyampaikan, dunia usaha menjadi hal baru baginya.  Bahkan, tak terpikir untuk menekuninya. Apalagi, ayahnya adalah seorang pengusaha.  Reza tak ingin berada di bawah bayang-bayang Ayahnya itu. Itupun berlaku saat ayahnya terpilih menjadi Bupati Kebumen pada tahun 2015 lalu. Reza tetap pilih jadi dokter, dunia yang diimpikannya sejak kecil.

    Hanya, satu hal yang ia ikuti dari jejak ayahnya. Reza ingin hidupnya bermanfaat dan dapat berkontribusi bagi masyarakat.

    Hingga kemudian, Mohammad Yahya Fuad berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bahkan kemudian dinyatakan bersalah dan harus ditahan. Saat itulah, dr Reza tak bisa lagi menghindar dari takdirnya. Apalagi, dia anak sulung dalam keluarga M Yahya Fuad dan Lilis Nuryani. Hingga kemudian lulusan Fakultas Ilmu Kedokteran (FK) UGM Yogyakarta itu memutuskan vakum dari profesi kedokteran.

    Belakangan Reza malah baru menyadari, bisnis dan usaha adalah dunianya. "Akhirnya aku menemukan passion di dunia usaha. Ada tanggung jawab lebih besar berupa kelangsungan hidup banyak orang yang tidak saya temukan saat menjadi dokter," katanya saat menerima tim Kebumen Ekspres, di kantornya, awal pekan lalu.

    Bahkan, Reza mengakui dunia usaha membuatnya dapat berbuat lebih banyak untuk masyarakat. Salah satunya, menunjang kegiatannya sebagai penggiat dan pendamping para kaum disabilitas. "Saya ingin perusahaan ini menjadi pelopor perusahaan yang merekrut dan memberdayakan para penyaandang disabilitas," katanya.

    Sebelumnya, dr Reza memang dikenal sebagai seorang tokoh muda yang konsen dalam pemberdayaan masyarakat. Dari pendampingan UKM, hingga yang paling dilihat publik, kepeduliannya kepada penyandang disabilitas dari tahun 2016. Dia tercatat sebagai CEO Ascendia Project yang konsen mendampingi para penyandang disabilitas.

    Diakui dr Reza, para penyandang disabilitas sampai saat ini belumlah mendapat perlakuan layak. Utamanya dari pemerintah, termasuk di Kebumen yang memiliki 11 ribu warga penyandang disabilitas. Kebanyakan mereka tidak bekerja. Sebagian disable merupakan  lulusan SLB, namun kemampuan lulusan SMALB  sama dengan kelas 4 SD. "Artinya  mereka belum bisa kerja apa," ujarnya.


    Upaya yang dilakukan pemerintah, dinilai Reza, belum mampu menyentuh kebutuhan mendasar para penyandang disabilitas. Bahkan, terkesan hanya formalitas semata. Sudah begitu, kesadaran (awarenes) masyarakat bahkan keluarga terhadap hak-hak penyandang disabilitas pun masih jauh dari harapan.

    Padahal, penyandang disabilitas memiliki potensi yang sama dengan mereka yang normal.  Apa yang terlihat saat ini, lebih karena mereka tidak mendapat hak yang sama. "Para penyandang disabilitas butuh pendampingan. Dan saya ingin menjadi orang yang menyuarakan hal itu," tekadnya dengan intonasi tajam.

    Reza kini memilih total dalam pendampingan para penyandang disabilitas. Dia rutin menggelar acara bagi para penyandang disabilitas setiap tahunnya. Terbaru, pada 22 Desember 2018, dr Reza menggelar General Motivation dan Pengenalan Profesi Bagi Disabilitas yang diikuti 250 peserta dari SLB di Kebumen. Kegiatan ini sekaligus dibarengkan dengan perayaan ulang tahunnya yang ke-26.

    Saat ini, Reza telah mempekerjakan penyandang disabilitas di perusahaannya. Bahkan, dia ingin perusahaannya menjadi pelopor yang mempekerjakan para penyandang disabilitas.  Meski diakuinya, bukan hal mudah. Dari 11 ribu penyandang disabilitas di Kebumen, saat ini sudah ada 5 orang yang bekerja di perusahaan Reza.

    Reza merasa, jumlah itu jauh dari memadai. Oleh karena itu, dia bakal membuat sebuah tempat pelatihan bagi para penyandang disabilitas agar siap diterima di dunia kerja. Tempat yang disebut Learning dan Training Centre itu akan ditempatkan di Jl Pahlawan, yang saat ini sudah mempekerjakan penyandang disabilitas.

    Jalan makin terbuka setelah Reza bertemu dengan perusahaan This Able, perusahaan asal Jakarta yang mendidik dan melatih para penyandang disabilitas agar dapat diterima dunia kerja. Reza bahkan diberi kepercayaan menjadi Managing Partner Perusahaan This Able wilayah Jateng-DIY. "Nanti saya tahu akan ngelempar kemana, karena saya sudah punya perusahaan-perusahaan yang siap menampung mereka bekerja," katanya.

    Satu lagi mimpi dr Reza, yakni membuat disable center yang bakal menjadi pusat  informasi, parenting dan seluruh hal yang berkait dengan penyandang disabilitas. "Saya berharap, kesan stereotype negatif terhadap disable akan hilang dan pemerintah dapat lebih memperhatikan kaum minoritas seperti penyandang disabilitas ini. Pada akhirnya, saya berharap disabilitas di Kebumen bisa bekerja dan berdaya," ujarnya. (*).

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top