• Berita Terkini

    Sabtu, 12 Januari 2019

    Empat Korban Penipuan MLM di Sragen Belum Pulang ke Kebumen

    saefur Rohman / Kebumen Ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Lima warga Kabupaten Kebumen dilaporkan menjadi korban penipuan bisnis multilevel marketing (MLM) di Kabupaten Sragen Jawa Tengah.  Dari jumlah itu hingga kemarin (11/1/2019), baru satu orang yang diketahui pulang kembali ke Kebumen.

    Dia adalah Wahidun (22) yang merupakan warga  RT 4 RW 2 Desa Klegenrejo Kecamatan Klirong.

    Ditemui di rumahnya, Wahidun lantas menceritakan pengalamannya saat dilakukan penggerebekan oleh polisi. Saat itu, dia baru saja tiba di Sragen bersama Fitri Riyanto (20). "Saya datang dari Kebumen sampai Sragen sekitar 18.30 WIB. Baru istirahat sebentar pukul 19.00 WIB, ada pengrebekan. Semua dibawa ke polsek Gomolong termasuk saya mintai keterangan," katanya.

    Usai dimintai keterangan, mereka diperbolehkan pulang. Bahkan, polisi menawarkan pekerjaan. "Usai diperiksa saya ditawarkan kerja dan teman - teman yang lain dikasih uang saku dari Polsek untuk pulang. Tapi saya tidak mau menerima uang itu dan pulang dengan biaya sendiri," katanya.

    Sementara itu beberapa korban lain menerima tawaran kerja dari polsek bahkan Fitri Riyanto menerima kerja di pabrik plastik di Sragen."Saya mau kerja di pabrik tapi saya milih pulang dulu," kata Wahidun.

    Lalu bagaimana ceritanya Wahidun kemudian pergi ke Sragen? Menurutnya, mereka awalnya mendapat tawaran pekerjaan dari Naelul Hidayah dengan gaji yang mengiurkan.

    Naelul Hidayah sendiri hingga kemarin belum pulang ke rumah. Kakak kandung Naelul Hidayah, Saribun (30) warga RT 1 RW 1 Desa Jogomertan Kecamatan Petanahan menyampaikan, adiknya tersebut tidak memberi kabar soal adanya penggerebekan polisi dan penipuan soal MLM.

    Naelul Hidayah, katanya, sudah merantau ke Bandung sejak lulus SMK. Namun, sekitar 8 bulan lalu, Naelul Hidayah pulang dan menyampaikan hendak bekerja di Sragen. Kepada keluarga, Naelul mengaku bakal bekerja di pelayaran.  Bahkan, Saribun mengaku adiknya sempat meminta uang Rp 8,5 juta demi mendapatkan pekerjaannya tersebut. "Adik saya berangkat ke Sragen 8 bulan lalu karena diajak salah satu temannya asal Banjarnegara," imbuhnya.

    Melihat permintaan uang dengan nilai yang cukup besar, keluargapun tidak bisa menyanggupi. Namun, Naelul tetap berangkat dan berhasil memeroleh uang Rp 8,5 juta dari hasil menggadaikan sepeda motor rekannya yang asal Banjarnegara.

    "Bialangnya digadaikan dari sepeda motor temannya dari Banjarnegara. Hasil gadai motor masih kurang. Lalu dia dapat pinjaman uang dari teman. Sejak saat itu, sampai sekarang belum pulang," katanya.

    Sejak bekerja di Sragen Naelul Hidayah  bersama Lili Ma’rifah (20) yang masih tetangga itu jarang berkomunikasi dengan keluarga. Bahkan komunikasi terakhir sekitar satu bulan silam sebelum kejadian.

    Pihak keluarga, kata Saribun, sudah mengetahui kabar adanya penggerebekan polisi dimana Naelul menjadi salah satu yang dimintai keterangan. Namun saat keluarga mencoba menanyakan kabar tersebut, Naelul menyampaikan tidak terjadi apapun. Dan, juga tidak lantas pulang ke rumah.

    Apapun itu, pihak keluarga berharap Naelul Hidayah segera pulang. "Yang penting dia pulang dulu. Mau ngangur mau kerja yang penting pulang ke rumah dulu," kata Saribun.
    Sementara itu orang tua Fitri Royanto, yakni Suharti (60) mengatakan ia sempat kaget mendengar anaknya digerebek namuan setelah mendapatkan penjelasan dari Wahidun ia sedikit lega. "Saya kaget dengarnya, jika benar sekarang sudah kerja jelas di pabrik saya sudah lega," katanya.

    Sementara korban lain yakni Satimun (40) warga  Desa Wonokromo Kecamatan Alian dan Lili Ma’rifah (20) juga belum sampai dirumah padahal dari informasi yang didapat semua korban sudah dipulangkan dan beberapa ditawarkan pekerjaan.

    Seperti diberitakan, 5 warga Kebumen ikut menjadi korban penipuan bisnis multilevel marketing (MLM) di Kabupaten Sragen Jawa Tengah. Kasus ini terungkap setelah Polres Sragen melakukan penggerebekan dua rumah kontrakan di Dukuh Ketagan RT 3, Kelurahan Gemolong, Gemolong, Selasa (8/1/2019) malam. Saat itu, polisi menemukan 17 remaja berusia belasan hingga 20 tahun  dalam kondisi mengenaskan.

    Adapun warga Kebumen yang ikut menjadi korban penipuan, masing-masing  Lili Ma’rifah (20)  dan Naelul Hidayah (20) merupakan warga Desa Jogomertan Kecamatan Petanahan.
    Kemudian Wahidun (22) dan Fitri Riyanto (20) yang merupakan warga Desa Klegenrejo Kecamatan Klirong. Yang kelima, Satimun (40) warga  Desa Wonokromo Kecamatan Alian. (saefur/cah)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top