• Berita Terkini

    Jumat, 25 Januari 2019

    Brigjen TNI Gathut Setyo Utomo, Putra Kebumen yang Saat ini Menjabat Waaster Kasad

    istimewa
    Punya "Jimat Khusus", Masuk Militer karena Sang Ayah

    Tak semua lulusan Akademi TNI bisa mencapai puncak karir pada jabatan perwira tinggi. Hanya 20 persen dari setiap angkatan mampu menembus jabatan tersebut. Salah satu prajurit TNI AD yang berhasil mencapai jabatan tinggi itu adalah Brigjen TNI Gathut Setyo Utomo, putra Kebumen yang saat ini menjabat sebagai Waaster Kasad. Gathut, berhasil mencapai posisi saat ini karena memiliki "jimat khusus". Apa jimat yang berhasil mengantarkan kesuksesannya? Berikut ulasannya.
    ------------------------------

    SUDARNO AHMAD NASHORI, Jakarta
    -----------------------------
    SELEPAS lulus dari SMA Negeri 1 Kebumen pada 1986, Gathut Setyo Utomo, sebenarnya bercita-cita ingin melanjutkan kuliah di perguruan tinggi umum. Namun, karena permintaan dari mendiang ayahnya sebelum meninggal dunia, pria yang lahir pada 22 November 1967 ini akhirnya masuk ke Akademi Militer (Akmil).

    Siapa sangka, berkat mematuhi perintah sang ayah, karir militernya pun terbilang moncer. Saat ini, warga Jalan Gereja Nomor 8 Kelurahan Panjer, Kecamatan Kebumen, menduduki jabatan Wakil Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat (Waaster Kasad).

    Kepada koran ini, Gathut, mengaku karir yang diraihnya merupakan hal biasa. Dirinya mengaku tidak memiliki kiat-kiat khusus yang menyebabkan karirnya moncer. Hanya saja, pria yang telah dikaruniai empat anak ini berbakti kepada orangtuanya. Hingga saat ini, dia masih sering pulang kampung untuk menjenguk ibunya dan ziarah ke makam ayahnya di Kebumen.

    "Saya sampai bisa seperti ini karena doa dari ibu. Beliau benar-benar menjadi motivasi buat saya. Jadi ibu ini saya anggap sebagai jimat buat saya," tutur alumni Akademi Militer tahun 1990 ini.

    Tak hanya sebatas doa, sang ibu pun rela berpuasa Senin dan Kamis hingga puasa ala Nabi Daud demi anak-anaknya. Semangat dari ibunya inilah yang memotivasi Gathut lebih semangat dalam berkarir.  "Kuncinya saya kira sama dengan lain. Yang penting saat diberi jabatan adalah sebuah kehormatan buat saya. Maka saya tidak menyia-nyiakan untuk berbuat yang terbaik," ujarnya.

    Gathut Setyo Utomo, lahir dari pasangan M Soekarno dan Soelastri. Gathut kecil mengenyam pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 1 Gombong, dari kelas 1 hingga kelas 4. Ia bersekolah di Gombong karena orangtuanya mendapat tugas sebagai Camat Gombong dari 1970 sampai 1978.

    Karena mengikuti ayahnya yang dipindahtugaskan menjadi Kabag Pembangunan di Setda Kebumen, Gathut, menyelesaikan sekolah dasar di SD Negeri 1 Kutosari, Kecamatan Kebumen pada 1980.

    Kemudian, melanjutkan ke SMP Negeri 1 Kebumen dan lulus pada 1983. Setelah itu melanjutkan ke SMA Negeri 1 Kebumen, satu kelas dengan Wakil Ketua DPRD Kebumen Miftahul Ulum. Diapun berhasil menyelesaikan pendidikan dari SMA pada 1986 dan diterima di Akademi Militer.

    Selepas Akmil, Gathut ditugaskan selama 12 tahun di Kodam I Bukit Barisan. Jabatan pertamanya sebagai Letnan Dua (Letda) adalah Komandan Peleton pada Batalyon Kavaleri 6 Kodam I Bukit Barisan. Ia kemudian, dipindahtugaskan dari Sumatera ke Jawa pada 2002, saat pangkatnya sudah Mayor.

    Kemudian, pada 2011, saat pangkatnya sudah Letnan Kolonel (Letkol), ditugaskan sebagai Komandan Kodim 0816 Sidoarjo, Jawa Timur. Penugasannya sebagai Dandim, bertepatan dengan munculnya kasus lumpur Lapindo di Sidoarjo. Gathut pun terlibat aktif membantu menyelesaikan persoalan tersebut.

    Beberapa tahun kemudian, suami dari Iva Irmafani ini mendapat promosi sebagai Asisten Teritorial (Aster) Kodam IV Diponegoro di Semarang dan pangkatnya naik menjadi Kolonel.
    Saat menjabat Aster Kodam IV Diponegoro pada 2015, Gathut bersama tim menciptakan aplikasi cerdas untuk meningkatkan produktivitas Babinsa (Bintara Pembina Desa). Yakni aplikasi SiPINTER (Sistem Pelaporan dan Informasi Pembinaan Teritorial) yang dapat diakses anggota di lapangan lewat smartphone.

    Selain mendukung solusi untuk pembinaan teritorial di Kodam IV Diponegoro, SiPINTER juga mampu mensinergikan peran petugas Dinas Pertanian, PPL dan Babinsa di lapangan melalui kordinasi terpadu, dan terintegrasi. Aplikasi ini berisi fitur-fitur pelaporan, komando, data, mapping dan operasi khusus.

    Setahun kemudian, dia dipercaya menduduki jabatan baru sebagai Komandan Korem 082 Citra Panca Yudha Jaya Mojokerto, Jawa Timur. Selama dua tahun,
    terhitung dari 16 April 2016 sampai 23 Maret 2018, Gathut memimpin prajurit TNI di enam wilayah Komando Distrik Militer (Kodim). Meliputi Mojokerto, Jombang, Kediri, Lamongan, Tuban dan Bojonegoro.
    Saat menjabat Danrem di Mojokerto, pada Maret 2017 terjadi fenomena alam. Yakni sebanyak 127 sumur amblas di Desa Sumberagung, Desa Gadungan, dan Desa Manggis, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri.
    Dengan menggandeng pengusaha, dermawan dan pemerintah daerah, Gathut lantas mengambil langkah dengan berinisiatif membangun sumur bor lengkap dengan pompa air bagi warga terdampak.

    Bangunan kerja sama yang kuat antarpihak ini bukan sakadar melalui program riil bagi masyarakat. Gathut juga memiliki gaya sederhana dalam menjaga persaudaraan, namun sangat kental terasa. Melalui jalinan silaturahmi forum-forum diskusi kecil, kegiatan religius keagamaan, seni budaya, ekonomi, olahraga bahkan infrastruktur.

    Di setiap kegiatan itu, dia selalu menyampaikan pengenalan sekaligus menanamkan akan pentingnya jiwa disiplin, hubbul wathon minal iman (cinta Tanah Air) kepada setiap generasi penerus bangsa di enam wilayah Korem. Kepada siswa, mahasiswa maupun kalangan santri di dunia pesantren.
    Pengabdian, kata Gathut, bentuknya memang sangat beragam. Diantara yang sudah dilakukan selama ini adalah upaya melestarikan alam dan hutan melalui penanaman sejuta pohon di Kecamatan Rangel, Tuban.

    Menggalakkan program TNI Manunggal Membangun Desa serta menyukseskan program swasembada pangan bersama Dirjen Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian di Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban.

    Kepedulian sosial dan keagamaan juga menjadi program prioritas Gathut bersama prajurit TNI. Mulai dari kegiatan bedah rumah tidak layak huni dan pembangunan musala di Lamongan. Serta, pendirian Panti Asuhan Putra Prajurit di kompleks hunian prajurit di Jalan RA Basuni, Desa/Kecamatan Soko, Kabupaten Mojokerto.

    Kota Santri sebagai produsen padi tertinggi dalam upaya swasembada pangan di wilayah Korem 082 CPYJ Mojokerto juga mendapat perhatian. Yakni, melalui pembangunan Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu (SP3T) bersama Menteri Pertanian dan Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Mulyono, kala itu.
    Bahkan, proyek yang dipusatkan di Desa/Kecamatan Denanyar, Kabupaten Jombang, ini sebagai pilot project pertanian di Indonesia. Terbukti, telah banyak dikunjungi dinas pertanian dan gapoktan dari daerah-daerah lain untuk menimba ilmu pertanian.

    Gaya kepemimpinan yang santun, familier, namun lugas dan tegas mendapat apresiasi masyarakat dan Forum Komunasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Sebab, selama hampir dua tahun, wilayah sebagai kawasan teritorial Korem Mojokerto relatif aman, tertib kondusif, dan tetap penuh dengan nuansa budaya Jawa Timuran.
    Setelah menyelesaikan pendidikan di Lemhanas, Gathut mendapat promosi sebagai Wakil Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat. Sejak 20 September 2018, putra Kebumen ini menyandang bintang satu dipundaknya.

    Kini, Gathut juga aktif pada kegiatan sosial yang digagas oleh Komunitas Sedulur Kebumen. Seperti baru-baru ini, dia merekomendasikan penderita tumor langka Dina Saputri, warga Desa Banjarwinangun, Kecamatan Petanahan, agar dirujuk ke Rumah Sakit Gatot Soebroto (RSGS) Jakarta. Selain itu, juga mendukung penuh kegiatan bedah rumah bagi masyarakat kurang mampu yang menjadi program rutin Komunitas Sedulur Kebumen.(*)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top