• Berita Terkini

    Senin, 24 Desember 2018

    Tsunami Terjang Lampung dan Banten

    JAKARTA – Bencana kembali menimpa Ibu Pertiwi. Sabtu (22/12/2018) pukul 21.27 WIB terjadi tsunami di Selat Sunda. Akibatnya ratusan orang menjadi korban. Selain itu infrastruktur di Kabupaten Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, dan Tanggamus rusak.


    Hingga berita ini ditulis, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih melakukan pendataan. Hingga pukul 16.00 sudah terdapat 222 korban meninggal.  Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho memastikan jika tidak ada korban warga negara asing.  ”Jumlah ini diperkirakan masih akan terus bertambah karena belum semua korban berhasil dievakuasi. Selain itu belum semua Puskesmas melaporkan korban dan belum semua lokasi dapat didata keseluruhan,” ungkap Sutopo kemarin (23/12).


    Kabupaten Pandeglang menjadi wilayah yang paling parah. Tercatat 164 orang meninggal dunia, 624 orang luka-luka, dan dua orang dinyatakan hilang. ”Di Pantai Tanjung Lesung, Pantai Sumur, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang, dan Pantai Carita sedang banyak wisatawan berlibur,” ucap pria asli Boyolali itu.


    Kerusakan fisik yang cukup parah juga terjadi di kabupaten tersebut. Menurut data BNPB ada 446 rumah, sembilan hotel, 60 warung, 350 unit kapal, dan 73 kendaraan rusak. ”Jumlah pengungsi masih dalam pendataan,” katanya.


                    Pada kejadian tersebut, rombongan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN sedang melangsungkan acara employee gathering di Tanjung Lesung. Kepala Satuan Komunikasi Corporate PLN I Made Suprateka mengatakan dari jumlah 225 pegawai PLN yang mendaftar, akhirnya yang menyatakan ikut sebanyak 199 orang. Berdasarkan data pukul 15.00 WIB jumlah korban selamat 157 orang luka, korban meninggal 29 orang, korban hilang 13 orang.


                    Made menjelaskan kegiatan employee gathering merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan PLN. Dirinya menerangkan tak ada tanda-tanda alam akan terjadi tsunami. ”Saat ini dilakukan evakuasi yang tadinya di RSUD Pandeglang kemudian diangkut ke Kantor TJBB di Gandul,” ungkapnya dalam konferensi pers di Setia Budi kemarin. Dirinya menerangkan di RS Puri Cinere 18 pasien, RS Premier Bintaro ada enam pasien, selebihnya ada di RS Siloam, dan RS terdekat lain. Pihaknya telah mengirimkan 36 ambulance untuk melakukan penyisiran dan pengangkutan korban dari pegawai PLN. ”Nama-nama koban belum bisa kami sampaikan,” jelasnya.


    Kerusakan infrastruktur

                    Dia juga menjelaskan, bencana tersebut mempengaruhi kondisi kelistrikan. Kondisi kelistrikan pasca bencana gardu nyala 146 gardu, gardu padam 102 gardu, dan tiang rusak 41 buah. ”Dalam sehari dua hari semoga bisa kita normalkan kembali,” papar Made.


                    Aliran listrik mati akibat tsunami memengaruhi kinerja Base Transceiver Station (BTS) di wilayah Banten dan Lampung Selatan. Namun sejak kemarin siang, layanan komunikasi di kedua lokasi tersebut telah pulih.


                    Group Head Corporate Communications PT Indosat Tbk Turina Farouk mengatakan, kondisi jaringan telekomunikasi Indosat Ooredoo masih dalam kondisi aman dan mampu melayani masyarakat dengan baik. Sebab, hanya beberapa BTS saja yang mengalami gangguan karena keterbatasan pasokan listrik dari PLN. ”Tim teknis jaringan kami terus memantau situasi dan berupaya untuk memulihkan kondisi jaringan sesegera mungkin terkait kondisi terakhir di lapangan,” katanya. Di samping segera membenahi jaringan komunikasi yang terdampak, perseroan juga menyiapkan bantuan sosial untuk meringankan beban para korban.


                    Manager Corporate Communication PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Area Jabotabek Jabar Aldin Hasyim menambahkan, BTS Telkomsel di area Banten sempat tidak berfungsi pada kemarin pagi. Namun perseroan segera memobilisasi Mobile Backup Power (MBP) sebagai catuan daya listrik cadangan ke beberapa lokasi yang listriknya padam. Hingga kemarin sore, layanan Telkomsel sudah kembali normal. ”Telkomsel menyampaikan duka cita yang mendalam untuk para korban dan keluarga yang ditinggalkan,” ujarnya.

                    Sementara itu, jaringan XL di sekitar Pandeglang (Anyer) dan Kalianda (Lampung) pun terpantau aman. Jaringan Smartfren juga dipastikan dapat berfungsi normal.

                    Berbeda dengan sektor energi dan komunikasi, tsunami tidak mempengaruhi sektor perhubungan. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menyatakan bahwa kondisi operasional Pelabuhan Merak dan Bakauheni tetap berjalan normal pasca tsunami.


                    Pada kemarin pagi layanan penyeberangan di lintasan Merak-Bakauheni tetap berlangsung. Sehingga masih bisa melakukan pelayanan angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Namun pihak ASDP terus berkordinasi dengan pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD). ”Hal ini untuk memastikan kondisi cuaca serta pengoperasian kapal berjalan lancar dan aman selama pelayaran,” beber Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Imelda Alini kemarin.


                    Di lintasan Merak-Bakauheni beroperasi 31 dari total 59 kapal. Enam diantaranya adalah milik ASDP.  ”ASDP tetap mengimbau kepada seluruh pengguna jasa agar tetap waspada selama dalam perjalanan terkait kondisi cuaca yang ekstrim, dan disarankan untuk menyeberang pada siang hari,” ujarnya.


                    Direktorat Perhubungan Laut pasca tsunami mengeluarkan Maklumat Pelayaran No: Tlx.78/XII/ /DN-18 tanggal 23 Desember 2018. Maklumat Pelayaran yang ditandatangani oleh Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Junaidi ditujukan kepada seluruh Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), dan Kepala Kantor KSOP Khusus Batam. Surat itu juga menjadi perhatian bagi Kepala Kantor Unit Penyelenggaran Pelabuhan (UPP), dan Kepala Pangkalan Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) serta Kepala Distrik Navigasi di seluruh Indonesia.


                    Junaidi menyebutkan, berdasarkan hasil pemantauan Badan Meteorologi Kimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada 22 hingga 28 Desember akan terjadi cuaca ekstrim. Diperkirakan akan terjadi gelombang setinggi 2,5 - 4 meter dan hujan lebat akan terjadi di perairan P. Rote-Sabu, perairan Selatan Sumbawa, Pulau Sumba, dan Samudra Pasifik Utara Halmahera. Gelombang setinggi 1.25  sampai 2.5 meter juga diperkirakan akan terjadi di perairan Selat Malaka bagian tengah, perairan Sabang-Banda Aceh, Mentawai, hingga perairan Natuna.

    ”Sementara di periaran Barat Lampung, Selat Sunda, dan Selatan Jawa hingga Selat Lombok dan Selat Sumba terjadi gelombang tinggi sekitar 1.25 sampai  2.5 meter,” tambah Junaidi.

    Bantuan Awal


                    Berbagai pihak melakukan aksi tanggap. Tidak hanya BNPB dan Basarnas, sektor lain pun mememberikan bantuan. Pada sektor kesehatan, Kementerian Kesehatan telah melakukan koordinasi dengan subcluster kesehatan di masing-masing dinas kesehatan di bawah koordinasi Dinkes Banten. ”Masih dilakukan assesment cepat oleh Dineks Banten dan telah didirikan lima pos pelayanan kesehatan di antaranya di Pantai Carita, Pantai Panimbang, dan Sumur,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Widyawati.


                    Untuk mendukung tindakan ortopedi di RSUD Serang, telah dikirimkan dokter spesialis ortopedi dari Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang sebanyak empat dokter. Selain itu, kebutuhan kantong jenazah dibantu Dinkes Malingping dan Dinkes Cilegon. ”Untuk kebutuhan obat-obatan dan infus telah diupayakan oleh Dinkes setempat,” ungkapnya.

                    Keterangan lainnya disampaikan Ketua IDI Wilayah Banten dr Hendrarti SpTHT. Menurutnya IDI Banten sudah dibantu 100 Tenaga Medis dari IDI cabang lain.  ”Untuk penanganan operasi dan perawatan korban tingkat lanjut ditangani oleh RS Drajat, RSUD Banten, RSU Pandeglang, RS Berkah, RS Sari Asih,” jelasnya.


                    Kementerian Sosial juga telah memberikan bantuan awal untuk penanganan korban. Menteri Sosial RI Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan pihaknya pada tahap awal setelah terjadinya bencana, tim perlindungan sosial korban bencana alam Kementerian Sosial telah menerjunkan 200 personel Taruna Siaga Bencana (TAGANA). Mereka bertugas melakukan evakuasi dan mendirikan dapur umum. ”Sementara untuk pengiriman logistik tahap pertama akan dilaksanakan pagi ini (kemarin pagi, Red) setelah berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan TAGANA Provinsi Banten dan Lampung,” ucapnya.


                    Mensos mengatakan bantuan bencana akan dikirimkan dari Gudang Pusat Bekasi ke Dinas Sosial Provinsi Lampung dan Dinas Sosial Provinsi Banten. Bantuan terdiri dari bantuan permakanan, peralatan evakuasi, peralatan keluarga, sandang, dan perlengkapan TAGANA. ”Total bantuan tahap pertama untuk Provinsi Lampung sebesar Rp 516.567.200. Sedangkan total bantuan tahap pertama untuk Provinsi Banten adalah Rp 520.361.150,” tuturnya. (lyn/nis/rin)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top