• Berita Terkini

    Rabu, 26 Desember 2018

    Selat Sunda Terjadi Bencana Tsunami, Bagaimana "Nasib" Kebumen?

    Pantai Petanahan Kebumen/foto saefur/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Musibah tsunami dahsyat di Selat Sunda, Sabtu (22/12/2018) apalagi dengan korban begitu banyak, mau tak mau menggugah ingatan warga Kabupaten Kebumen. Maklum, Kebumen masuk dalam wilayah berpotensi terjadi tsunami dengan wilayah bagian Selatan yang berada di sepanjang pesisir pantai.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kebumen mencatat, ada 8 kecamatan di pesisir Selatan Kebumen yang berpotensi terjadi tsunami. Bahkan, Kebumen menjadi wilayah paling beresiko terkena bencana tsunami  nomor dua di Jawa Tengah. Kebumen "hanya kalah" dari Kabupaten Cilacap yang menjadi daerah paling rawan terkena tsunami di Jawa Tengah.

    Lalu, apakah bencana tsunami Selat Sunda bisa terjadi Kebumen?

    Pemerhati kebencanaan Kabupaten Kebumen, Marufin Sudibyo mengaku bisa memahami kekhawatiran warga. Apalagi, belum lama ini, warga Kebumen sempat dihebohkan dengan isu dan kabar hoax bakal terjadi tsunami pada 18 Desember 2018 lalu.

    "Tsunami Selat Sunda membangkitkan perhatian di Kebumen terlebih hanya berselang beberapa hari pasca isu tsunami yang meresahkan pesisir kabupaten ini," kata Marufin, Rabu (26/12/2018).

    Kabar baiknya lanjut Marufin, tsunami di Selat Sunda nyaris mustahil terjadi di Kebumen. Sebab, tidak ada gunung berapi laut di lepas pantai selatan Kebumen. "Sementara jika mekanisme sumbernya yang ditinjau, yakni longsoran gigantis daratan yang masuk ke laut, maka peluangnya juga kecil," katanya.

    Mengapa demikian? Sumber yang mungkin untuk menghasilkan potensi longsoran gigantis, kata Marufin, hanyalah Pegunungan karst Gombong Selatan. Beberapa bagiannya yang berbatasan dengan laut memiliki lereng curam.

    Namun pada peta PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), bagian ini dikategorikan beresiko longsor tingkat menengah. Resiko tersebut ditunjang pula oleh kompaknya tanah pegunungan ini seiring usia geologisnya yang relatif tua hingga jutaan tahun.

    "Kecuali di sisi barat yang berhadapan dengan Teluk Penyu.  Sehingga kita bisa lega dan tak khawatir berlebihan akan peristiwa Selat Sunda bakal mbrabah ke pesisir Kebumen. Karena peluangnya kecil," jelasnya.

    Namun di atas rasa lega tersebut, Marufin Sudibyo, menghimbau warga masyarakat Kebumen tetap waspada. Mengingat, pesisir Kabupaten Kebumen adalah salah satu kawasan rawan tsunami di Indonesia.

    "Bahkan menjadi kawasan paling rawan tsunami nomor dua se–Jawa setelah kota Cilacap dalam pemeringkatan resiko BNPB (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) di tahun 2012. Karena satu dari setiap 5 penduduk Kebumen tinggal di kawasan pesisir," kata pria yang juga anggota Badan Hisab dan Rukyat Daerah (BHRD) Kabupaten Kebumen itu.

    Lebih lanjut dijelaskan, sumber potensi tsunami tersebut adalah zona subduksi Jawa, tempat lempeng oseanik Australia bertemu dengan lempeng Sunda (Eurasia). Zona subduksi ini berjarak 200 km di selatan pesisir Kebumen. Ia terbagi ke dalam tiga segmen dengan panjang masing–masing 200 km.

    "Apabila segmen Jawa Tengah Timur yang persis ada di lepas pantai pesisir Kebumen melepaskan energinya, akan terjadi gempa besar setara Gempa Nias 2005 yang melimburkan tsunami lokal merusak ke Kebumen. "

    "Sedangkan bilamana ketiga segmen zona suduksi melepaskan energinya secara serentak, akan terjadi gempa megathrust setara Gempa Aceh 2004 yang melimburkan tsunami raksasa ke pesisir selatan pulau Jawa," jelasnya.

    Oleh sebab itu, kemungkinan tsunami lokal yang merusak bisa saja terjadi bilamana terjadi gempa tektonik laksana Gempa Pangandaran 2006 yang sumbernya tepat di palung laut. "Sebab gempa tipikal itu bisa membuat tebing curam di salah satu sisi palung laut rontok dan longsor gigantik. Longsoran gigantis bawah laut pun bisa memproduksi tsunami," katanya tanpa bermaksud menakut-nakuti.

    Kebumen, katanya, memang sudah ditakdirkan berhiaskan pesisir berdataran rendah. Ini menghasilkan sisi positif dan sisi negatifnya sendiri, termasuk dalam resiko hal tsunami.

    Langkah antisipasi sudah mulai dilakukan, misalnya lewat terwujudnya peta bahaya tsunami dan peta evakuasi tsunami Kabupaten Kebumen. Peta ini dilengkapijalur–jalur evakuasi yang telah bertanda, titik–titik TPS (tempat pengungsian sementara) dan TPA (tempat pengungsian akhir) serta prosedur evakuasi di sejumlah lokasi.

    "Pertanyaannya adalah sudahkah kita warga Kebumen melihat dan mempelajari petanya? Sudahkah kita mengenali jalur dan titik–titik evakuasinya? Sudahkah kita memiliki rencana evakuasi untuk keluarga? Sudahkah sekolah atau kantor kita memiliki rencana evakuasi? Sudahkah desa kita memiliki rencana evakuasi komunal? Sudahkah kita berlatih prosedur evakuasinya secara rutin? Sebab antisipasi tsunami dan bencana alam pada umumnya bukan semata tugas negara," ujarnya. (cah)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top