 |
| saefur/ekspres |
Namun, selain menimbulkan kerugian ratusan juga, para pengguna sarana komunikasi produk pihak PT XL Axiata Tbk khususnya di Alian kelimpungan.Ari Suhaeti (33) warga RT 05 RW 01 Dukuh Tranala Desa Kalijaya mengatakan, setelah Provider di tower pemancar sinyal XL dan Axis yang berada 200 meter dari rumahnya itu membuat sinyal XL disekitar hilang bahkan ia terpaksa mengganti kartu operator lain untuk dapat berkomunikasi.
"Nggak ada sinyal, gara - gara mesin towernya terbakar tadi malam. Ini saya baru ganti kartu Telkomsel untuk bisa berkomunikasi," katanya ditemui Ekspres di rumahnya, Kamis (13/12) diamini Amrih (25) warga Desa Kalirancang
Terpisah, Sekretaris Desa Kalijaya, Budiono, mengatakan lemahnya sinyal XL dan Axis di wilayah Desa Kalijaya bahkan sudah dirasakan satu minggu sebelum kejadian. "Sudah dari satu minggu lalu sinyal Xl mulai melemah jaringannya, hingga kemarin malam malah alatnya terbakar," katanya ditemui Ekspres di Kantor Desa Kalijaya.
Sepengetahuan dia, tower yang terbakar dibangun sejak tahun 2010. Menggunakan sistem sewa kontrak tanah dan habis pada 2020 mendatang.
Sementara itu, hingga kemarin (13/12), BTS yang rusak masih belum juga diperbaiki. Saat wartawan datang ke lokasi Kamis siang, tower XL yang berbentuk kotak dengan panjang sekitar 3 meter dan lebar 2 meter itu masih menyisakan beberapa kabel terbakar di dalamnya.
Namun saat wartawan mencoba masuk dan melihat benda itu dilarang oleh seseorang yang mengaku sebagai pihak penyurvai. Dia juga menolak berkomentar. "Saya hanya survaimas bukan penjaga, saya tidak tahu," katanya yang enggan berkomentar. "Jagan dulu mas, belum ada pemiliknya," ujarnya singkat sembari menutup pintu gerbang.
Seperti diberitakan, Perangkat Base Transceiver Station (BTS) milik Provider PT XL Axiata Tbk (EXCL) di Desa Kalijaya Kecamatan Alian terbakar, Rabu malam (12/12/2018). Penyebab kebakaran diduga karena hubungan pendek listrik. (saefur)
