• Berita Terkini

    Senin, 31 Desember 2018

    Muslimat NU Gelar Doa Bersama Sambut Tahun Politik

    BOY SLAMET/JAWAPOS
    SURABAYA – Puluhan ribu jamaah Muslimat NU menghijaukan gedung JX International Convention Exhibition kemarin (30/12/2018). Mereka mengikuti kegiatan Maulidur Rasul dan Doa Bersama.


    Perkiraan jumlah peserta yang hadir 24 ribu orang. Mereka datang dari berbagai wilayah di Jawa Timur dan Indonesia. Acara itu dihadiri Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa dan beberapa tokoh NU lain.


    Lokasi acara terlihat penuh sejak pagi. Jamaah meluber ke frontage road A. Yani sisi timur karena tidak kebagian tempat duduk di dalam gedung. Meski begitu, mereka tetap antusias mendengarkan lantunan salawat dan tausiah. Acara juga dimeriahkan penampilan hadrah dan sufi dari Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Surabaya. Acara itu digelar untuk tiga hal sekaligus. Yaitu, Maulid Nabi Muhammad SAW, Hari Lahir Ke-73 Muslimat NU, serta doa bersama untuk keselamatan bangsa.


    Ketua Panitia Musyarofah Idris mengatakan, acara itu dipersiapkan sejak sebulan lalu. Acara tersebut bertujuan untuk menunjukkan bahwa Muslimat turut berkontribusi membuat Indonesia lebih damai dan sejahtera.


    ’’Kami ingin Muslimat memberikan contoh kepada seluruh masyarakat. Utamanya dalam menyambut tahun politik. Agar tidak lagi ada kegaduhan. Serta doa bersama untuk mendoakan saudara-saudara kita yang tertimpa musibah,’’ tutur sekretaris I Pimpinan Wilayah (PW) Muslimat NU Jatim tersebut.


    Selain beberapa tokoh NU, hadir Syekh Al Barkawi dari Mesir untuk memberikan tausiah. Syekh Al Barkawi menjelaskan berbagai dalil tentang perempuan dalam Islam. Dia memberikan contoh tentang tokoh-tokoh perempuan Islam yang turut berkontribusi untuk kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat. ’’Maka dari itu, Muslimat NU juga bisa menjadi contoh untuk kemajuan bangsa Indonesia,’’ ujarnya.


    Khofifah menyatakan, suasana di tahun politik terasa mengkhawatirkan. Persatuan dan integrasi bangsa bisa terganggu. Dia mengatakan, distorsi-distorsi sosial tidak boleh ada di tahun politik. ’’Media sosial saat ini luar biasa. Masyarakat banyak menerima berbagai informasi yang belum terklarifikasi kebenarannya. Tiba-tiba langsung dibagi ke berbagai media sosial yang dimiliki. Akibatnya, banyak ancaman distorsi-distorsi sosial,’’ tutur gubernur terpilih Jatim itu.


    Khofifah menambahkan, Muslimat bersama NU sangat menghargai perbedaan pilihan. Termasuk dalam menentukan pilihan politik. Dia menekankan bahwa perbedaan itu bisa mewujudkan demokrasi yang berkualitas. (nas/c19/oni)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top