• Berita Terkini

    Selasa, 18 Desember 2018

    Musim Tanam di Kebumen Dipastikan Mundur, Panen Juga Mundur

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Musim hujan yang mundur dari biasanya berdampak pada mundurnya musim tanam. Itu akan mengudurkan pula masa panen pertanian. Selain itu Kabupaten Kebumen yang rawan akan bencana banjir dan longsor, akan berdampak pada ketahanan pangan. Untuk itu para Camat dan Organisasi Perangkat Daerah  (OPD) terkait untuk turut serta memantau pertanian.

    Hal ini ditegaskan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Ir H Tri Haryono saat mewakili Wakil Bupati Kebumen KH Yazid Mahfudz saat sambutan pada Rapat Koodinasi Dewan Ketahanan Pangan tahun 2018. Rapat yang dihadiri oleh Anggota Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Kebumen itu, dilaksanakan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Kebumen, Senin (17/12/2018).

    Dalam sambutannya Ir H Tri Haryono menyampaikan substansi ketahanan pangan mencakup tiga hal yakni penyediaan, keterjangkauan dan konsumsi. Untuk penyediaan berkaitan dengan upaya mempertahankan produksi pangan. Camat dan OPD terkait diharapkan turut serta melaksanakan pemantauan persiapan musim taman, terlebih kini musim hujan mundur dan Kebumen rawan bencana banjir serta tanah longsor. “Untuk penambahan gizi dan pola makan yang beragam, masyakat diharapkan memanfaatkan sisa tanah pekarangan dengan berkebun,” tuturnya.

    Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Pangan (Distapang) Kebumen Kristiana Marahastuti SP menyampaikan Rakor dilaksanakan guna mewujudkan ketahanan pangan. Pada Rakor juga akan dirumuskan kebijakan untuk mendorong keikutsertaan masyarakat dalam penyelenggaraan ketahanan pangan. “Selain itu kali ini juga akan dilaksanakan evaluasi dan pengendalian perwujudan ketahanan pangan daerah,” katanya.

    Sementara itu Kepala Distapang Kebumen Ir Pudjirahayu menyampaikan produksi bahan pangan pokok Angka Ramalan (Aram) II tahun 2018 padi mencapai 467.067 ton Gabah Kering Giling. Sedangkan ketersediaan sebanyak 292.529 ton beras. Kebutuhan beras mencapai 136.199 ton beras. Surplus beras mencapai 156.329 ton. Untuk Jagung Aram II diperkirakan mencapai 41.034 ton pipil kering. Ketersediaan 38.432 ton pipil kering.

    Kebutuhan Jagung 546 ton pipil kering dan surplus jagung mencapai 37.885 ton pipil kering. Sedangkan untuk kedelai Aram II diperkirakan mencapai 3.869 ton biji kering. Ketersediaan sebanyak 3.743 ton biji kering dengan kebutuhan mencapai 25.154 ton biji kering. Kedelai minus 21.411 ton biji kering. “Produksi padi Kebumen surplus. Kebumen merupakan salah satu kabupaten penyangga produksi padi Jawa Tengah. Namun untuk kedelai minus. Ini lantaran petani kurang minat untuk menanam kedelai dan lebih memilih kacang hijau,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top