• Berita Terkini

    Senin, 10 Desember 2018

    Kisah Heroik Habib, Pertaruhkan Nyawa Selamatkan Keluarga dari Banjir Bandang

    Habib/fotoimamekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Waktu terjadinya bencana tanggul jebol Sungai Telomoyo menjadi malam yang panjang bagi Muhammad Habib (42) warga RT 1 RW 3 Desa Sugihwaras Adimulyo. Bukan hanya itu saja, bencana tersebut, juga menyisakan trauma mendalam. Pasalnya seluruh harta bendanya ludes terbawa arus. Padahal pihaknya telah mengumpulkan uang sedikit demi sedikit untuk membangun rumah.

    Kini seluruh uang yang telah disimpan telah hilang. Selain itu rumahnya pun ini tak layak lagi untuk ditempati dan harus dibangun dari nol. Habib beserta keluarganya sementara ini pun harus mengungsi. Pihaknya pun berharap ada bantuan untuk meringankan beban yang kini disandangnya.

    Saat ditemui Ekspres, Habib mengatakan musibah itu dialaminya Jumat malam (7/12/2018)sekitar  pukul 22.00 WIB.  Hujan semakin deras sekitar pukul 23.00 WIB.

    Waktu telah larut, pihaknya dengan anggota keluarga pun beranjak tidur. Saat sedang tertidur lelap, antara sadar dan tidak, Habib merasa seakan dibangunkan oleh seseorang dan disuruh untuk membuka pintu depan rumah. Karena masih sangat ngantuk Habib sempat mengelak dan kembali melanjutkan tidurnya.

    Setelah itu, pihaknya kembali seperti dibangunkan oleh seserang dan mendapat bisikan untuk segera membuka pintu depan rumah yang menghadap ke tanggul. Saat itu Habib beranjak dari tempat tidur dan membuka pintu.
    “Kala itu saya sangat terkejut, melihat ombak air sungai sudah melebih tanggul. Meski air belum mengalir melewati tanggul namun ombaknya jelas terlihat melebihi tingginya tanggul. Selain itu, air dari saluran bawah sungai sudah mengalir sangat deras,” tuturnya, Minggu (9/11).

    Melihat hal tersebut Habib segera membangunkan istri dan anaknya. Habib membawa anak pertama dan kedua yakni Amar (7) dan Albin (4). Sedangkan anak nomor tiga yakni Apta (1,5) dipegang oleh istrinya Elin (40). Habib mendekap kedua anaknya, sembari melewati air yang sudah setinggi dada. Sementara itu istrinya harus menunggu di rumah bersama dengan anak nomor 3 dengan perasaan was-was.


    Derasnya arus tak lagi dirisaukan oleh Habib. Tujuan utama yakni menyelamatkan kedua anaknya ke tempat yang aman. Setelah melawati arus deras, Habib meletakkan anaknya di dekat tanggul, meski gerimis masih turun. Habib pun kembali lagi ke rumah untuk membawa istri dan anaknya.

    Perjalanan kedua lebih sulit dirasakannya, mengingat air sudah semakin meninggi. Jerih payah yang dilakukannya pun membuahkan hasil, istri dan semua anaknya dapat ditempatkan di tempat yang aman. 

    Habib mencoba kembali ke rumah untuk menyelamatkan beberapa pakaian. Dan ketika dirinya kembali ternyata istri dan anaknya telah tidak ada ditempat. “Saya sangat panik dan berteriak-teriak memanggil mereka. Setelah itu ada tetangga yang menghampiri saya dan mengatakan mereka sudah aman di rumahnya,” katanya.

    Air terus mengalir dari rekahan tanggal suara “krak” berulang kali terdengar. Tiba “bum” tanggul jebol disertai dengan gumuruh suara air. Habib hanya dapat melihat dengan samar-samar rumahnya yang diterjang air. Saat itu pihaknya baru teringat bahwa telah mengumpulkan uang untuk membangun rumah. “Kerugian saya alami lebih dari  Rp 60 juta,” ucapnya lemas. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top