KEBUMEN(kebumenekspres.com) - Satu korban tewas dan satunya harus menjalani perawatan di RS PKU Muhamamdiyah Sruweng, akibat amukan babi hutan (Celeng), di Desa Peniron Kecamatan Pejagoan, Senin (12/11/2018).
Kepala Resort Pemangku Hutan Peniron Hanafi menyampaikan, ini menjadi kejadian pertama babi hutan menyerang manusia hingga tewas. Hal ini bisa terjadi, menurutnya, mengindikasikan jika populasi mereka terganggu.
Entah karena pemburuan atau karena cadangan makanan di alam berkurang. “Sebenarnya binatang tidak akan mengganggu, apalagi berpindah dari habitatnya. Sepanjang habitat meraka aman untuk mereka tempati. Namun ke depan akan kami upayakan bagaimana baiknya,” ucapnya
Ketua RW 5 Desa Peniron Siswoyo menyampaikan adanya kejadian ini membuat warga takut untuk pergi keladang. Apalagi kehutan untuk menyadap pinus. Untuk itu pihaknya berharap perhutani melakukan langkah-langkah agar serangan babi tidak lagi terjadi.
“Antara warga dan perhutani saling membutuhkan, warga menyadap pinus dan perhutani mendapatkan getah pinus. Untuk itu warga meminta adanya pendampingan keamanan. Kalau bisa seminggu sekali ada upaya pemburuan babi,” paparnya.
Seperti diberitakan, Sunardi (65) warga RT 2 RW 5 Desa Peniron Kecamatan Pejagoan, harus meregang nyawa setelah diamuk babi hutan, Senin (12/11/2018). Selain Sunardi, Sudarti, warga lain ikut menjadi korban dan harus dilarikan ke rumah sakit. (mam)
Kepala Resort Pemangku Hutan Peniron Hanafi menyampaikan, ini menjadi kejadian pertama babi hutan menyerang manusia hingga tewas. Hal ini bisa terjadi, menurutnya, mengindikasikan jika populasi mereka terganggu.
Entah karena pemburuan atau karena cadangan makanan di alam berkurang. “Sebenarnya binatang tidak akan mengganggu, apalagi berpindah dari habitatnya. Sepanjang habitat meraka aman untuk mereka tempati. Namun ke depan akan kami upayakan bagaimana baiknya,” ucapnya
Ketua RW 5 Desa Peniron Siswoyo menyampaikan adanya kejadian ini membuat warga takut untuk pergi keladang. Apalagi kehutan untuk menyadap pinus. Untuk itu pihaknya berharap perhutani melakukan langkah-langkah agar serangan babi tidak lagi terjadi.
“Antara warga dan perhutani saling membutuhkan, warga menyadap pinus dan perhutani mendapatkan getah pinus. Untuk itu warga meminta adanya pendampingan keamanan. Kalau bisa seminggu sekali ada upaya pemburuan babi,” paparnya.
Seperti diberitakan, Sunardi (65) warga RT 2 RW 5 Desa Peniron Kecamatan Pejagoan, harus meregang nyawa setelah diamuk babi hutan, Senin (12/11/2018). Selain Sunardi, Sudarti, warga lain ikut menjadi korban dan harus dilarikan ke rumah sakit. (mam)