• Berita Terkini

    Rabu, 28 November 2018

    Derita Sudarman, Warga Sempor yang Terbaring Lumpuh 10 Tahun

    istimewa
    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Ungkapan itu sepertinya menggambarkan apa yang dialami Sudarman (44), warga Dukuh Roma Desa Tunjungseto Kecamatan Sempor ini.

    Untuk mencari nafkah anak istrinya, Sudarman merantau ke Riau dan bekerja sebagai tukang bangunan. Hingga kemudian, musibah itu datang. Ketika mengerjakan bangunan di atas ketinggian empat meter, Sudarman terjatuh dengan posisi terduduk. Akibatnya fatal. Kedua kakinya lumpuh tak bisa digerakkan.

    Sang istri, Istati (44), kemudian menyusulnya ke Riau begitu mendengar apa yang dialami Sudarman. Namun, tiga bulan tak ada perkembangan, Istati membawanya pulang ke Kebumen.

    Peristiwa itu sudah terjadi 10 tahun yang lalu. Sekarang, Sudirman hanya bisa tergolek di tempat tidur. Kondisinya semakin menurun. Tubuhnya, dari pantat sampai kaki tidak bisa digerakkan bahkan sudah mati rasa. Bahkan, ia sempat digigit tikus hingga luka pun tidak terasa. Kedua kakinya mengecil. Kemudian, untuk buang air besar dipakaikan pampers. Sedangkan untuk buang air kecil dipasang kateter. Karena tidak ada biaya, setelah dua minggu kateter baru diganti.

    Dengan kondisinya itu, Sudarman alih-alih bisa mencari nafkah untuk keluarga. Malah, kini dia menjadi tanggungan sang istri, Istati (44), yang harus merawat dan memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

    Sebagai seorang istri, Istati pun tak kurang berupaya mencari kesembuhan bagi sang suami. Istati sempat membawa sang suami ke sebuah rumah sakit di Solo. Hanya saja dokter tidak mengatakan apa-apa dan justru menyuruh agar dia membawa pulang suaminya.

    Meski demikian, harapan untuk menyembuhkan suaminya masih belum hilang. Berbagai cara dia tempuh demi melihat suaminya bisa berjalan kembali.

    Tak hanya menguras energi dan materi, proses pengobatan sang suami juga menguras air mata. Di tengah-tengah cobaan itu, masih ada orang yang memanfaatkannya untuk berbuat kejahatan. Dia dijanjikan pengobatan dengan membayar sejumlah uang, tetapi ternyata dia ternyata menjadi korban penipuan.

    "Waktu itu, apa saja saya lakukan agar bisa membuat suami bisa berjalan lagi," ujar Istati kepada awak media, Kamis (22/11/2018).

    Di tengah keterbatasan biaya, akhirnya Istati sampai pada suatu kenyataan bahwa sang suami tidak juga sembuh. Dia pun bertekat untuk merawat sendiri sang suami di rumahnya.  Selain merawat sang suami, Istati juga harus membesarkan kedua buah hatinya Abi Safei Armansyah (18) dan Rima Mila Utammimah (11).

    "Saat peristiwa itu, anak saya yang kecil baru berumur satu tahun dua bulan, sekarang ini sudah kelas lima Sekolah Dasar," katanya.

    Untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan sang suami, Istati bekerja sebagai tukang masak di Panti Asuhan Amanah, Desa Jatinegara, Kecamatan Sempor yang jaraknya sekitar 5 kilometer dari rumahnya. Di tempat kerjanya, Tati, tak pernah menceritakan apa yang dialami kepada orang lain.

    Tentu saja, dengan gaji setiap bulan yang kurang dari Rp 1 juta, sangat kurang untuk mencukup kebutuhan keluarganya. Apalagi saat anak pertamanya masih duduk di bangkus SMK, kebutuhan semakin meningkat. "Ya ibaratnya hutang sana untuk nutup sini," katanya dengan mata berkaca-kaca.

    Ya, Istati dan Sudarman kini hanya bisa menyandarkan harapan mereka kepada Sang Pencipta. Juga, barangkali ada kepedulian pihak-pihak yang mau membantu. (cah)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top