• Berita Terkini

    Selasa, 30 Oktober 2018

    Saksi Mata Dengar Suara Ledakan Sebelum Lion Air Kecelakaan

    KARAWANG-Dunia aviasi tanah air kembali berduka. Pesawat Boeing 737 MAX 8 milik PT Lion Mentari Airlines (Lion Air) itu take off dari Bandara Soekarno Hatta menuju Bandar Depati Amir, Pangkal Pinang, kecelakaan di Laut Jawa. Tepatnya di utara Bekasi, Jawa Barat. 189 orang menjadi korban.

    Pesawat dengan nomor penerbangan JT-610 take off dari Bandara Soekarno Hatta pada 06.20. Tidak lama berselang, menara kontrol di Jakarta kehilangan kontak. Di koordinat 05º 49.727 S – 107º 07.460 E atau di perairan utara Karawang Bekasi, Jawa Barat Tug Boat AS Jaya 11 melihat pesawat tersebut jatuh.


    Basarnas pun segera memberangkatkan pasukan. Untuk menyisir, mereka menggunakan kapal laut dan helikopter. Sekitar 150 anggota Basarnas dikerahkan. ”Begitu sampai di lokasi kami menemukan puing pesawat, pelampung, hp, dan beberapa potongan tubuh. Itu lokasinya 2 nautical mile dari koordinat yang diberikan ATC,” ucapnya. Nelayan, TNI, dan Polri pun membantu menyisir di permukaan.

    Tidak berhenti pencarian di permukaan, Basarnas melakukan penyelaman



    Sementara itu, di Pantai Tanjung Pakis, Karawang sejak pagi hingga malam ratusan petugas dari SAR, BPBD Karawang, PMI, TNI, dan polisi berjaga. Mereka bersiap bila ada jenazah yang dievakuasi ke pantai tersebut. Tak kurang 37 mobil ambulance juga sudah disiapkan.  Posko Disaster Victim identification (DVI) Polda Jabar juga sudah bersiap. Tapi, hingga malam belum ada jenazah yang dibawa merapat ke pantai itu.



    Sementara ribuan warga terlihat menyemut di pinggir pantai melihat-melihat situasi. Meskipun sudah dipasang garis polisi, tapi warga tetap melintas ke dekat area posko.



    Kapolda Jawa Barat Irjen Agung Budi Martoyo bersama Kepala Kantor SAR Bandung Deden Ridwansyah dengan menggunakn speedboat juga menuju lokasi pencarian. Sekitar pukul 17.50 mereka kembali ke Pantai Tanjung Pakis. Agung menjelaskan pencarian dengan penyelaman disudahi pukul 17.00 tapi untuk pencairan di permukaan tetap dilanjutkan.



    "Sesuai koordinasi bila ada korban langsung dibawa ke Tanjung Priok lanjut ke RS Polri Keramat Jati untuk identifikasi," ujar Agung. Tapi bila ada jenazah yang ditemukan di dekat Karawang akan dibawa ke posko. Tapi tetap akan dibawa ke Jakarta.



    Kepala Kantor SAR Bandung Deden Ridwansyah menuturkan berdasarkan kesepakatan tim di Karawang akan membantu pencarian di sekitar pantai. Mengantisipasi bila ada mayat yang terbawa arus.  "Kami akan bawa perahu karet, perahu-perahu kecil milik nelayan juga akan dikerahkan untuk membantu pencarian," kata Deden.



    Korlap BPBD Karawang Joko Paryono menuturkan posko di pantai Tanjun Pakis hanya untuk persiapan saja. Lokasi kejadian dengan pantai itu sekitar 50 km. "Yang penting kami siapkan posko dulu disini. Kalau ada evakuasi ke sini kami sudah siap," ujar dia yang ditemui di Pantai Tanjung Pakis. Jarak pantai ke ibukota Kabupaten Karawang sekitar 2 jam. Dia menuturkan posko yang lebih kecil juga dipersiapkan di pantai Cilamaya. "Kalau di Cilamaya hanya tenaga medis," ujar dia.



    Abdul Naseh, 45, nelayan rajungan mengungkapkan dia sempat mendengar suara dentuman mirip bom ikan sekitar pukul 06.30 kemarin. Dia juga mengira suara itu mirip geledek. "Cuaca agak gerimis saya kira tager (geledek)," kata dia yang ditemui di rumahnya di dekat pantai Tanjung Pakis.

    Naseh memang tak mendekat ke lokasi kejadian. Karena tak menyangka dentuman itu kecelakaan pesawat. Dia baru tahu bahwa itu kecelakaan pesawat Lion dari berita di televisi setelah sampai di rumah. "Warga yang di rumah juga dengar suaranya," kata dia.



    Sementara itu, Kapuspenkum Kejaksaan Agung Mukri menuturkan ada tiga jaksa dan satu staf serta seorang istri jaksa yang turut jadi korban dalam kecelakaan pesawat Lion Air itu. Bahkan sudah ada temuan identitas dari korban tersebut.  "Ada beberapa identitas yang ditemukan. Atas nama Andri Wiranofa Sudah bisa dipastikan menumpang di pesawat yang mengalami musibah," ungkap dia.



    Dari informasi Mukri, Andri adalah Jaksa di Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung. Dia satu pesawat bersama istrinya, Nia Sugiono. Selai itu ada pula Kasipidsus Kejaksaan Tinggi Pangkal Pinang Dodi Junaidi, Jaksa fungsional Kejaksaan Negeri Pangkal Pinang Shandy Johan Ramadhan, dan seorang karyawan Kejaksaan Tinggi Babel Sastiarta. "Kami atas nama Kejaksan Agung turut berbela sungkawa yang sedalam-dalamnya," ujar dia. (jun)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top