• Berita Terkini

    Jumat, 05 Oktober 2018

    Penjarah Ada Yang Berasal Dari Luar Palu

    fotoBoy Slamet/jawapos
    JAKARTA— Penjarahan pasca gempa Palu terus ditindak. Hingga saat ini jumlah penjarah yang telah tertangkap membengkak menjadi 87 orang. Tidak hanya berasal dari Palu, ternyata ada sejumlah penjarah yang berasal dari daerah lain.


    Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan bahwa untuk hari ini bertambah 42 tersangka kasus pencurian dengan pemberatan atau penjarahan. ”Ditambah yang kemarin 45, menjadi 87 pelaku yang diamankan,” ujarnya.


    42 tersangka penjarah itu diamankan di satu titik. Yakni, pergudangan Jalan Moh. Hatta. Mereka terbagi dalam lima kelompo yang berbeda, yakni sebelas orang berasal dari Sigi, sepuluh orang berasal dari Donggala, dua belas orang berasal dari Sigi, enam orang berasal dari Toli Toli dan tiga orang berasal dari Palu. ”Mereka mengambil barang yang bukan bahan pangan juga,” tuturnya.


    Ada sejumlah barang bukti penjarahan yang diamankan, yakni, 60 kardus keramik, lima karung kakao, 250 atap seng, 22 ban sepeda motor, 34 botol oli, 150 botol pupuk cair, 30 botol pestisida. ”Ada juga kendaraan yang disita, tiga unit truk dan sebuah mobil minibus,” ujarnya.


    Menurutnya, penjarahan tersebut jelas bukan untuk makan. Melainkan, merupakan tindakan pidana merampas barang milik orang lain. ”Yang bentuk makanan itu hanya makanan ringan yang dijarah,” tuturnya.


    Sementara Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto menjelaskan bahwa dengan penindakan tegas ini diharapkan menjadi peringatan agar penjarahan segera dihentikan. ”Pasokan makanan dan minuman sudah mulai masuk, buat apa lagi menjarah,” ungkapnya.


    Namun begitu, Setyo mengakui ada beberapa daerah yang belum tersentuh. Menurutnya, misalnya di Donggala dan Sigi, itu sudah tersentuh tapi belum merata. ”Ada sejumlah desa yang perlu untuk segera ditembus,” ujarnya.


    Makanya, Polri membantu dengan mendatangkan sepeda motor trail ke Palu. Dia mengatakan, harapannya bisa segera ditembus yang belum tersentuh, hingga makanan dan air bisa didapatkan masyarakat. ”Jadi, kami tidak sekedar menegakkan hukum ke penjarahan. Tapi juga mencari solusi agar masyarakat yang kekurangan pangan dan air bisa terbantu,” ujar mantan Wakabaintelkam tersebut. (idr)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top